Text
Kapasitas Antioksidan Ekstrak Air Produk Fermentasi Kedelai Dengan Sterilisasi Ozon
RINGKASAN
Ekstrak produk fermentasi kedelai sangat potensial bila digunakan sebagai
bahan tambahan suplemen. Untuk menghindari penggunaan pelarut organik,
alternatif pelarut yang aman digunakan untuk mengekstrak senyawa bioaktif
kedelai hasil fermentasi sehingga dapat dijadikan bahan tambahan suplemen
adalah air. Melalui sterilisasi menggunakan ozonasi, senyawa bioaktif yang
terdapat pada ekstrak produk fermentasi kedelai diharapkan dapat terjaga
strukturnya sehingga ekstrak memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh ekstrak produk fermentasi dengan
menggunakan pelarut dan metode sterilisasi berbeda.
Ferrmentasi dilakukan menggunakan Aspergillus niger selama 72 jam
pada suhu 300C. Kedelai yang telah difermentasi selanjutnya diesktraksi
menggunakan pelarut berbeda. Pelarut pertama adalah etanol murni dan pelarut
kedua adalah akuades. Untuk ekstrak akuades, sterilisasi dilakukan dengan
menggunakan dua metode. Metode pertama adalah pemanasan selama 15
menit(AQB) sementara metode kedua menggunakan ozonasi selama 10(AQ10) dan
20(AQ20) menit dengan konsentrasi 240ppm. Ekstraksi dilakukan selama 24 jam
sambil diaduk menggunakan incubator shaker. Ekstrak yang telah diperoleh
selanjutnya dimurnikan dan dipekatkan. Ekstrak etanol dipekatkan menggunakan
evaporator sementara ekstrak akuades dipekatkan melalui free-drying. Ekstrak
yang diperoleh selanjutnya diuji aktivitas antioksidannya dengan metode
peredaman DPPH dan FRAP serta dilakukan pengukuran kadar total fenol dan
flavonoid.
Perhitungan berat ekstrak kedelai hasil fermentasi menunjukan bahwa
secara rata-rata, rendemen terbanyak diperoleh jauh lebih besar pada ekstrak
akuades. Hasil pengukuran IC50 peredaman DPPH menunjukan bahwa ekstrak
etanol memiliki kemampuan antioksidan terbaik dengan nilai IC50 sebesar
121,21ppm yang diikuti oleh AQ10 dengan IC50 sebesar 169,56ppm, AQ20 dengan
IC50 sebesar 182,14ppm, dan aktivitas terendah ditunjukan oleh ekstrak air panas
dengan nilai IC50 sebesar 227,59ppm. Hasil pengukuran FRAP menunjukan pola
yang sama dengan kemampuan peredaman DPPH. Hasil kemampuan antioksidan
sejalan dengan pengukuran kadar total fenol dan flavonid. Perhitungan kadar total
fenol. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa pengaruh ozon masih lebih tidak
degradatif dibandingkan pemanasan terhadap senyawa bioaktif yang terdapat pada
esktrak produk fermentasi kedelai.xi
SUMMARY
Fermented soybean extract is very potential if used as a supplement. To
avoid the use of organic solvents, a safe alternative solvents used to extract the
bioactive compounds of fermented soybeans so that it can be used as an
supplementary ingredient for supplements is water. Through sterilization using
ozonation, the bioactive compounds contained in the extract of soybean fermented
products are expected to maintain its structure so that the extract has high
antioxidant activity. This study aims to obtain fermented product extracts using
different solvents and sterilization methods.
Soybean was fermented using Aspergillus niger for 72 hours at 300C.
Fermented soybean was then extracted using different solvents. The first solvent
is pure ethanol and the second solvent was distilled water. For distilled water
extract, sterilization was conducted using boiling for 15 minutes (AQB) and
ozonation for 10 (AQ10) and 20 (AQ20) minutes with a concentration of 240ppm.
The extract was then purified and concentrated. The extract obtained was then
tested for antioxidant activity with the DPPH and FRAP methods and total phenol
and flavonoids were measured.
The calculation of the weight of fermented soybean extract shows that on
average, the highest yield obtained was far greater in aquadest extracts. The
measurement results of the IC50 for DPPH scavenging activity showed that
ethanol extract had the best antioxidant ability with IC50 value of 121.21ppm
followed by AQ10 with IC50 of 169.56ppm, AQ20 with IC50 of 182.14ppm, and the
lowest activity indicated by hot water extract with IC50 value 227.59ppm. FRAP
measurement results show the same pattern as DPPH scavenging ability. The
results of antioxidant abilities were in line with measurements of total phenol and
flavonide levels. The results obtained show that the effect of ozone is still not
more degradative than the heating of bioactive compounds found in the extract of
soybean fermented products.xii
ABSTRAK
Ekstrak air produk fermentasi kedelai yang disterilisasi menggunakan
teknologi ozon sebagai alternatif pemanfaatan produk fermentasi kedelai yang
bebas akan pelarut organik telah berhasil diperoleh. Kedelai difermentasi
menggunakan Aspergillus niger selama 72 jam pada suhu 300C. Produk
fermentasi kedelai selanjutnya diesktraksi menggunakan pelarut etanol dan air.
Ekstrak air disterilisasi menggunakan dua metode berbeda yaitu pemanasan dan
ozonasi dengan variasi lama waktu pengozonan. Untuk mengetahui pengaruh
ozonasi dan pemanasan terhadap kemampuan antioksidan produk fermentasi
kedelai, dilakukan uji antioksidan metode peredaman DPPH dan FRAP. Selain itu
dilakukan juga pengukuran kadar total fenol dan flavonoid. Hasil pengujian
aktivitas antioksidan menunjukan bahwa ekstrak etanol memiliki kemampuan
antioksidan yang tertinggi dan diikuti oleh ekstrak akuades yang diozonasi dan
ekstrak air panas. Pengukuran kadar total fenol dan flavonoid memiliki korelasi
positif dengan kemampuan antioksidan ekstrak. Hasil ini menunjukan bahwa
pengaruh ozonasi lebih tidak degradatif ketimbang pengaruh pemanasan.
Kata kunci : kedelai; fermentasi; ozonasi; antioksidan
1584C19II | 1584 C 19 | Perpustakaan FSM Undip (Referensi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain