Text
Analisis Klaster Kecamatan di Kabupaten Semarang Berdasarkan Potensi Desa Menggunakan Metode Ward dan Single Linkage 519.536 FAT a
ABSTRAK
Aspek fisik dan non-fisik merupakan salah satu cara untuk menerangkan
keragaman antar wilayah, salah satunya wilayah kecamatan. Potensi Desa
(PODES) menyediakan data tentang keberadaan, ketersediaan, dan perkembangan
potensi yang dimiliki setiap wilayah administrasi pemerintahan. Untuk
mengidentifikasi wilayah kecamatan yang memiliki karakteristik wilayah yang
sama, dapat dilakukan pengelompokan menggunakan analisis klaster. Analisis
klaster merupakan pengelompokan objek atau kasus menjadi kelompok-kelompok
yang lebih kecil dimana setiap kelompok berisi objek yang mirip satu sama lain.
Proses pengklasteran dilakukan pada 19 kecamatan di Kabupaten semarang
dengan metode ward dan single linkage. Dipilih 4 klaster agar proses
pengembangan potensi lebih spesifik pada tiap kecamatan. Dari hasil analisis
metode ward, didapatkan klaster 1 dengan sarana pendidikan yang minim. Klaster
2 dengan sarana kesehatan yang minim. Klaster 3 dengan kecamatan-kecamatan
yang memiliki kondisi karakteristik yang baik. Klaster 4 dengan sarana
penerangan listrik yang minim. Untuk metode single linkage, klaster 1 dengan
kondisi sarana penerangan listrik yang baik. Klaster 2 dengan kondisi sarana
pendidikan yang baik. Klaster 3 dengan sarana pendidikan yang minim. Klaster 4
dengan sarana penerangan listrik yang minim. Nilai R-Squared metode single
linkage lebih tinggi dibandingkan dengan metode ward, maka klasterisasi dengan
metode single linkage menghasilkan fitur klaster yang satu dengan yang lain lebih
heterogen dibandingkan dengan metode ward.
Kata Kunci: Analisis Klaster, Metode Ward, Single Lingkage, Kecamatan,
Potensi Desa
ABSTRACT
Physical and non-physical aspects are ways to explain a diversity among regions,
including a diversity among districts. Potensi Desa (PODES) providing data about
the existence, availability and development potential of each administrative area.
To know the district that has the same characteristics, do the grouping using
cluster analysis. Cluster analysis is a grouping of objects or cases into groups
smaller where each group contains objects that are similar to one another.
Clustering process is done for 19 districts in Semarang Regency by ward’s
method and single linkage. Four cluster are chosen for the process of potential
developing more specific in each district. From the analysis using ward’s method,
1st cluster obtained with minimal educational facilities. 2nd cluster with minimal
health facilities. 3rd cluster with the districts which caracteristics itself have a
good condition. 4th cluster with minimal power line facilities. From the analysis
using single linkage method, 1 cluster obtained with a good condition of power
line facilities. 2nd cluster with a good condition of educational facilities. 3rd with
a minimal educational facilities. 4th cluster with minimal power line facilities. RSquared value from single linkage method is higher than ward’s method, this
shows the single linkage clustering method produces cluster features with each
other more heterogeneous compared to the clustering method ward.
Keyword: Cluster Analysis, Ward’s Method, Single Linkage, District, Potensi
Desa
507E16IV | 507 E 16 | Perpustakaan FSM Undip (Referensi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain