Text
Enkapsulasi Asam Kafeat Dalam Nanopartikel Kitosan Sebagai Antibakteria
RINGKASAN
Asam kafeat merupakan salah satu senyawa fenolik yang terus dikembangkan
dalam berbagai bidang seperti industri farmasi, karena memiliki berbagai aktivitas
yaitu sebagai anti-diabetes, antioksidan, anti-kanker, anti-inflamasi dan juga sebagai
antibakteri. Namun, penggunaan asam kafeat masih memberikan hasil yang kurang
memuaskan karena memiliki kelarutan yang rendah didalam air sehingga proses
penyerapan lebih rendah dan membatasi aktivitasnya seperti antibakteri. Untuk
meningkatkan aktivitas antibakteri dapat melakukan enkapsulasi menggunakan bahan
penyalut yang memiliki aktivitas yang sama sebagai antibakteri, sehingga dapat
memberikan aktivitas antibakteri yang saling menguatkan. Bahan penyalut yang
memiliki aktivitas sebagai antibakteri adalah kitosan, namun kitosan tidak dapat larut
dalam air. Kelarutan kitosan dapat ditingkatkan dengan cara memodifikasinya
menjadi nanopartikel kitosan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pembentukan
nanopartikel kitosan dilakukan dengan cara kitosan ditambahkan dengan agen
crosslink seperti tripolifosfat. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh enkapsulasi asam kafeat menggunakan nanopartikel kitosan dengan
aktivitas antibakteri yang tinggi.
Untuk mencapai tujuan tersebut, secara garis besar penelitian ini dilakukan
melalui empat tahap. Tahap pertama isolasi kitin dan sintesis kitosan dari cangkang
udang. Tahap kedua yaitu sintesis nanopartikel kitosan menggunakan metode gelasi
ionik dan dianalisis menggunakan SEM dan PSA. Tahap ketiga yaitu enkapsulasi
asam kafeat dalam nanopartikel kitosan menggunakan metode freeze drying dan
penentuan nilai efisiensi enkapsulasinya (EE). Pada tahap terakhir dilakukan
pengujian aktivitas antibakteri dari senyawa asam kafeat, nanopartikel kitosan dan
asam kafeat yang dienkapsulasi dalam nanopartikel kitosan dengan metode difusi
cakram terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Hasil penelitian diperoleh kitosan dengan nilai derajat deasetilasi (DD)
sebesar 85,96%. Analisis SEM menunjukkan bahwa bentuk ukuran nanopartikel
kitosan lebih kecil daripada kitosan dan analisis PSA menunjukkan ukuran partikel
rata-rata sebesar 330 nm dengan prosentase 29,9%, sedangkan ukuran partikel ratarata sebesar 5570 nm dengan prosentase 70,1%. Enkapsulasi asam kafeat dalam
nanopartikel kitosan memiliki efisiensi enkapsulasi (EE) sebesar 77,37%. Uji
antibakteri yang telah dilakukan menunjukan bahwa hasil enkapsulasi asam kafeat
dalam nanopartikel kitosan memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri
Staphylococcus aureus diperoleh zona hambat sebesar 11,7 mm pada konsentrasi 250
ppm, sedangkan terhadap bakteri Escherichia coli diperoleh zona hambat sebesar 5,6
mm pada konsentrasi 250 ppm.
SUMMARY
Caffeic acid is one of the phenolic compounds are being developed in
various fields such as the pharmaceutical industry, since it has a wide range of
activity that is as anti-diabetic, antioxidant, anti-cancer, anti-inflammatory and
antibacterial. However, the use of caffeic acid still give unsatisfactory results because
it has a low solubility in water so that the lower absorption and restrict activities such
as antibacterial. To enhance the antibacterial activity can perform encapsulation using
a coating material that has the same activity as antibacterial, so it can provide
antibacterial activity are mutually reinforcing. The coating material that has
antibacterial activity is chitosan, but chitosan is insoluble in water. The solubility of
chitosan can be enhanced by modifying it into chitosan nanoparticles. Some studies
indicate that the formation of chitosan nanoparticles done by chitosan was added to
crosslink agent such as tripolyphosphate. Therefore, this study aimed to obtain
encapsulation caffeic acids using chitosan nanoparticles with high antibacterial
activity.
To achieve these objectives, an outline of the research carried out through
four stages. The first phase of isolation and synthesis of chitin chitosan from shrimp
shells. The second stage is the synthesis of chitosan nanoparticles using ionic gelation
method and analyzed using SEM and PSA. The third stage is encapsulated in
nanoparticles of chitosan caffeic acid using the method of freeze drying and the
determination of the value of enkapsulasinya efficiency (EE). At the last stage of
testing the antibacterial activity of the compounds caffeic acid, chitosan nanoparticles
and caffeic acids are encapsulated within chitosan nanoparticles with disc diffusion
method against Staphylococcus aureus and Escherichia coli.
The results were obtained chitosan with the degree of deacetylation (DD) of
85.96%. SEM analysis showed that this form of chitosan nanoparticle size smaller
than chitosan and PSA analysis showed an average particle size of 330 nm with a
percentage of 29.9%, while the average particle size of 5570 nm with a percentage of
70.1%. Caffeic acid encapsulation in chitosan nanoparticles have encapsulation
efficiency (EE) amounted to 77.37%. Antibacterial tests that have been done show
that the results caffeic acid encapsulation in chitosan nanoparticles possess
antibacterial activity against Staphylococcus aureus obtained inhibition zone of 11.7
mm at a concentration of 250 ppm, while the bacteria Escherichia coli obtained
inhibition zone of 5.6 mm at a concentration of 250 ppm.
1299C16IV | 547 EVI e | Perpustakaan FSM Undip (Referensi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain