Text
Pembuatan Karbon Aktif Termodifikasi Surfaktan Berbahan Dasar Sekam Padi Menggunakn Aktivator H3PO4 dan Surfaktan Sodium Lauryl Sulfate (SLS) Sebagai Adsorben Pb2+
RINGKASAN
Karbon aktif adalah material berpori yang berfungsi sebagai adsorben.
Salah satu bahan dasar untuk membuatnya adalah sekam padi, yang memiliki
kandungan karbon cukup tinggi. Karbon aktif dapat dibuat melalui aktivasi kimia
dengan H3PO4 karena dapat meningkatkan ukuran pori dan luas permukaan
sehingga dapat digunakan untuk menyerap surfaktan. Karbon aktif yang telah
menyerap surfaktan, permukaannya akan berubah menjadi lebih hidrofilik
(bersifat polar). Sistem tersebut dinamakan karbon aktif termodifikasi surfaktan
atau biasa disebut SMAC, mampu meningkatkan kemampuan adsorpsi terhadap
ion logam Pb2+ yang berbahaya di lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk
menentukan kondisi optimum pada proses pembuatan SMAC sehingga dapat
digunakan sebagai adsorben Pb2+.
Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan, di antaranya: (i)
karbonisasi sekam padi; (ii) aktivasi dengan H3PO4; (iii) adsorpsi surfaktan SLS
oleh karbon aktif; (iv) karakterisasi karbon aktif yang dihasilkan menggunakan
SAA, FTIR, dan SEM-EDS; dan (v) aplikasi SMAC untuk adsorpsi ion logam
Pb2+. Proses aktivasi menggunakan H3PO4 dilakukan pada suhu 250C dan 4200C.
Pada aktivasi suhu 250C, dilakukan penentuan waktu aktivasi optimum karbon
oleh H3PO4, melalui adsorpsi SLS dan konsentrasi SLS diukur dengan metode
MBAS. Variasi waktu aktivasi yang dilakukan yaitu 2-14 jam. Pada proses
adsorpsi SLS untuk membuat SMAC, dilakukan penentuan waktu kontak
optimum antara karbon aktif dengan SLS, dengan variasi waktu kontak 4-7 jam.
Pada proses adsorpsi Pb2+ oleh SMAC, konsentrasi Pb2+ diukur dengan
menggunakan AAS.
Waktu aktivasi optimum karbon dari sekam padi dengan aktivator H3PO4
60% adalah 8 jam. Waktu optimum karbon aktif dalam mengadsorpsi surfaktan
untuk pembuatan SMAC adalah 5 jam. Karbon yang diaktivasi suhu 4200C lebih
baik dalam mengadsorpsi SLS dengan efisiensi adsorpsi 1,4 kali lebih besar
daripada karbon yang diaktivasi suhu 250C. Karakteristik karbon yang diaktivasi
suhu 250C dan 4200C menunjukkan perbedaan dibandingkan dengan karbon tanpa
aktivasi. Perbedaannya tampak pada spektra FTIR, munculnya fungsi P=O dan PO-C pada karbon yang telah diaktivasi. SEM-EDS menunjukkan perubahan
permukaan karbon yang telah diaktivasi menjadi lebih homogen dibandingkan
karbon tanpa aktivasi yang rapuh. Aktivasi membuat atom K hilang, dan atom O
meningkat. SAA menunjukkan karbon yang telah diaktivasi suhu 250C memiliki luas permukaan 4 kali lebih besar dan porositas 2 kali lebih besar dari karbon tanpa aktivasi. Karbon yang telah diaktivasi suhu 4200C memiliki luas permukaan 159 kali lebih besar dan porositas 12 kali lebih besar dari karbon tanpa aktivasi. SMAC dengan aktivasi karbon suhu 250C memiliki kapasitas Pb2+ teradsorpsi 0,14% lebih besar dari karbon aktif biasa, dan SMAC dengan aktivasi karbon suhu 4200C memiliki kapasitas Pb2+ teradsorpsi 0,15% lebih besar dari karbon aktif biasa.
SUMMARY
Activated carbon is a porous material that serves as an adsorbent, one of
the precursor is rice huskwhich has high carbon content. Carbon can be activated
by chemical activation by H3PO4as it can increase the pore size and surface area
therefore the carbon can be used to adsorb the surfactant. Activated carbon
surface which has adsorbed surfactantwill become more hydrophilic (polar). This
system is called SMAC which is able to increase the adsorption ability
onenvironmental hazardous metal ion Pb2+. The purpose of this study is to
determine the optimum conditions on synthesizing SMAC.
This research was conducted through several stages, including: (i)
carbonizationof rice husk; (ii) activation by H3PO4; (iii) adsorption of surfactant
SLS; (iv) characterization of activated carbon producted using surface area
analyzer, FTIR and SEM-EDS; (v) SMAC adsorption test on metal ion Pb2+. The
activation process using H3PO4 was carried out at temperature 250C and 4200C.
At temperature of 250C, determination of SLS adsorption optimum timewas
measured by MBAS method. Varied activation timeswere between 2-14 hours. In
the process adsorption SLS to make SMAC, determination optimum contact time
between activated carbon and SLS, with variation contact time between 4-7 hours.
In process adsorption Pb2+ by SMAC, concentration Pb2+ was measured by using
AAS.
The optimum time to activation carbon from rice husk with H3PO4 60% is
8 hours. The optimum time to adsorbed SLS by activated carbon for producing
SMAC is 5 hours. Carbon which activated in 4200C better to aadsorbed SLS with
efficiency adsorption 1,4 times greater than carbon which activated in 250C.
Characteristics carbon which activated in 250C and 4200C shows the difference
compared with carbon without activation. The difference appears in the spectra
FTIR, functional groups P=O and P-O-C appear on carbon that has been
activated. SEM-EDS showed changes in the surface of activated carbon has
become more homogeneous than carbon without activation which is fragile.
Activation makes atom K is dissappear, and atom O increases. Surface area
analyzer shows carbon which activated in 250C has surface area 4 times greater
and porosity 2 times greater than carbon without activation. Carbon which
activated in 4200C has a surface area 159 times larger and porosity 12 times
greater than carbon without activation. SMAC with the activation carbon in 250C
has capacity of Pb2+ adsorbed is 0.14% greater than ordinary activated carbon,
and SMAC with activation carbon on 4200C has capacity of Pb2+ adsorbed is
0.15% greater than ordinary activated carbon. The conclusion is producing
SMAC from rice husk using activator H3PO4 60% and surfactants SLS was
applied to adsorb ion metal Pb2+ with efficiency about 99%.
1164C15III | 546 LAT p | Perpustakaan FSM Undip (Referensi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain