Text
Identifikasi Bidang Gelincir Menggunakan Metode Resistivitas Konfigurasi Dipole-Dipole (Studi Kasus Jalan Baru Undip-Jangli, Semarang)
Semarang adalah kota terbesar ke-6 di Indonesia dengan jumlah penduduk
sekitar 1.659.975 jiwa dan luas wilayah yaitu 373 km2. Tembalang merupakan
salah satu kecamatan yang ada di kota Semarang dan menjadi salah satu wilayah
dengan penduduk yang padat. Lokasi penelitian bertempat di Jalan Baru UndipJangli. Pembangunan Jalan Baru Jangli-Undip bertujuan untuk mengurangi traffic
kendaraan di Gombel dan Meteseh yang cenderung padat sehingga sering
menimbulkan kemacetan. Akan tetapi, belum lama beroperasi jalan tersebut sudah
mengalami retak dan ambles. Akibat permasalahan ini, maka dilakukan
identifikasi bawah permukaan menggunakan metode geolistrik resistivitas
konfigurasi dipole-dipole dengan tujuan untuk mengetahui keberadaan bidang
gelincir yang diperkirakan sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya
penurunan area tanah dan jenis pergerakan tanah di lokasi penelitian. Akuisisi
data dilaksanakan dengan 10 lintasan. Hasil penelitian didapatkan 5 (lima) lapisan
batuan penyusun bawah permukaan di Jalan Baru Undip-Jangli berdasarkan nilai
resistivitasnya, yaitu topsoil (0,105 – 1,0 Ωm), lempung (1,11 – 6,29 Ωm),
batupasir (8,52 – 20,0 Ωm), tufa (20,0 – 75,0 Ωm), dan breksi vulkanik (75,0 –
133 Ωm). Hasil interpretasi menunjukkan keberadaan bidang gelincir terletak
pada kedalaman 6,76 – 24,8 m yang termasuk ke dalam kelas dalam (5 – 20 m)
hingga sangat dalam (>20 m). Lapisan yang berperan sebagai bidang gelincir
merupakan lapisan lempung. Keberadaan bidang gelincir terdeteksi pada lintasan
A-A‟, B-B‟, C-C‟, D-D‟, E-E‟, F-F‟, G-G‟, H-H‟, I-I‟, dan J-J‟ memiliki potensi
besar yang mengakibatkan terjadinya pergerakan tanah atau tanah longsor dengan
tipe gelincirannya yaitu rotasi.
Kata kunci: geolistrik resistivitas, dipole-dipole, bidang gelincir.
1846D2024 | 1846 D 2024 | Perpustakaan FSM Undip | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain