Text
Pengaruh Pelarut, Temperatur, Dan Waktu Pemanasan Terhadap Kandungan Total Antosianin Dari Ekstrak Kelopak Bunga Rosela Menggunakan Spektroskopi Uv-Vis
RINGKASAN
Antosianin merupakan senyawa yang bertanggung jawab atas warna merah, biru dan ungu pada tumbuhan. Salah satu tanaman yang mengandung pigmen merah adalah kelopak bunga rosela. Kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.) memiliki kandungan senyawa antosianin dengan komponen utama yakni delphinidin 3-sambubiosida, sianidin 3-sambubiosida, delphinidin 3-glukosida dan sianidin 3-glukosida yang dapat dimanfaatkan sebagai pewarna makanan. Struktur antosianin dapat mengalami degradasi akibat adanya perubahan temperatur, pH, dan kondisi pelarut. Maka dari itu, pada penelitian ini telah dilakukan analisis mengenai stabilitas senyawa antosianin. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kandungan total antosianin dari kelopak bunga rosela melalui pengaruh jenis pelarut, paparan temperatur, dan waktu pemanasan.
Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu ekstraksi antosianin dari kelopak bunga rosela serta penentuan kandungan total antosianin terhadap pengaruh pelarut, temperatur, dan waktu pemanasan. Ekstraksi senyawa antosianin dilakukan dengan menggunakan pelarut etanol pada temperatur 25oC. Kemudian ekstrak dipekatkan dengan menggunakan rotary vacuum evaporator. Pengaruh jenis pelarut terhadap kandungan total antosianin dilakukan dengan melarutkan ekstrak kedalam larutan akuades dan etanol. Pengaruh temperatur tehadap kandungan total antosianin dilakukan pada temperatur 40oC, 60oC, dan 80oC. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan variasi waktu 10, 20, 30, 40 ,50, dan 60 menit untuk mengetahui pengaruh waktu pemanasan terhadap kandungan total antosianin. Analisis kandungan total antosianin sebagai sianidin 3-glukosida dihitung dengan metode pH diferensial menggunakan spektroskopi UV-Vis.
Hasil rendemen ekstrak yang diperoleh dari maserasi dengan pelarut etanol adalah 7,91% dengan warna merah kehitaman. Dalam pelarut etanol kandungan total antosianin yang diperoleh yaitu 171,66 mg/L, sedangkan pada pelarut akuades 144,28 mg/L. Kandungan total antosianin pada temperatur 40oC, 60oC, dan 80oC masing masing adalah 108,88 mg/L; 88,84 mg/L; dan 63,78 mg/L. Pemanasan pada temperatur 40oC dapat menurunkan kandungan total antosianin hingga 24,54%. Pemanasan pada temperatur 60oC dapat menurunkan kandungan total antosianin hingga 38,43%. Pemanasan pada temperatur 80oC dapat menurunkan kandungan total antosianin hingga 56,49%. Pemanasan pada menit ke 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 dalam temperatur 40oC memiliki kandungan total antosianin secara berturut turut adalah 115,89 mg/L; 114,22 mg/L; 113,22 mg/L; 112,55 mg/L; 111,55 mg/L; 108,88 mg/L. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pelarut yang paling baik dalam melarutkan senyawa antosianin adalah etanol. Kenaikan temperatur dapat menyebabkan senyawa antosianin mengalami degradasi. Semakin lama proses pemanasan dapat menyebabkan struktur antosianin semakin banyak mengalami degradasi.
SUMMARY
Anthocyanins are compounds that are responsible for red, blue and purple colors in plants. One of the plants containing red pigment is the roselle petals. Roselle flower petals (Hibiscus sabdariffa L.) contains anthocyanin compounds with the main components namely delphinidin 3-sambubiosida, cyanidin 3-sambubiosida, delphinidin 3-glukosida and cyanidin 3-glukosida which can be used as food coloring. The anthocyanin structure can be degraded due to changes in temperature, pH and solvent conditions. Therefore, in this study an analysis of the stability of anthocyanin compounds has been carried out. The purpose of this study was to determine the total anthocyanin content of the roselle flower petals through the influence of the type of solvent, exposure to temperature, and heating time.
This study consisted of two stages, namely anthocyanin extraction from roselle petals and determination of the total anthocyanin content due to the effect of solvent, temperature, and heating time. Extraction of anthocyanin was carried out using ethanol solvent at a temperature of 25oC. The extract was then concentrated using a rotary vacuum evaporator. The effect of the type of solvent on the total anthocyanin content was carried out by dissolving the extract into distilled water and ethanol. The effect of temperature on the total anthocyanin content as cyanidin 3-glucoside was carried out at 40oC, 60oC, and 80oC. Heating was done using variation of heating times sequentially 10, 20, 30, 40, 50, and 60 minutes was carried out to determine the effect of heating time on the total anthocyanin content. Analysis of the total anthocyanin content was calculated by the differential pH method using UV-Vis spectroscopy.
The yield of extracts obtained from maceration with ethanol solvent was 7.91% with blackish red color. In the ethanol solvent, the total anthocyanin content obtained was 171.66 mg / L, while in the solvent aquadest 144.28 mg / L. The total anthocyanin content at temperatures of 40oC, 60oC, and 80oC each is 108.88 mg / L; 88.84 mg / L; and 63.78 mg / L. Heating at a temperature of 40oC can reduce the total anthocyanin content to 24.54%. Heating at a temperature of 60oC can reduce the total anthocyanin content to 38.43%. Heating at a temperature of 80oC can reduce the total anthocyanin content to 56.49%. Heating at the 10, 20, 30, 40, 50 and 60 minutes at a temperature of 40oC has a total anthocyanin content in a row which is 115.89 mg / L; 114.22 mg / L; 113.22 mg / L; 112.55 mg / L; 111.55 mg / L; 108.88 mg / L. From the results of these studies it can be concluded that the best solvent in dissolving anthocyanin is ethanol. The increase in temperature can cause anthocyanin compounds to degrade. The longer the heating process can cause the anthocyanin structure to become more easily degraded.
1614C19III | 1614 C 19-ii | Perpustakaan FSM Undip (Referensi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain