Text
Analisis Pengaruh Rotasi pada Pemodelan 1D dan 2D Data Magnetotellurik untuk Identifikasi Sistem Panas Bumi Daerah MR
ABSTRAK
Metode magnetotellurik adalah metode geofisika pasif yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik dan efektif digunakan dalam eksplorasi panas bumi. Namun, data hasil pengukuran dengan metode MT sering terjadi distorsi yang disebabkan karena ketidaksesuaian antara bentangan alat dengan arah struktur utama daerah penelitian. Adanya distorsi pada data hasil pengukuran dapat menyebabkan kesalahan dalam pemodelan dan interpretasi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan melakukan analisis terhadap pengaruh rotasi pada pengolahan data magnetotellurik untuk menghasilkan model yang sesuai, sehingga dapat mengetahui sistem panas bumi daerah “MR”. Rotasi dilakukan pada kurva sounding, dengan besar sudut -45o sesuai dengan arah struktur utama daerah penelitian. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan model yang terbaik dihasilkan dari data yang telah dilakukan rotasi karena menghasilkan RMS yang lebih kecil dan bila dibandingkan dengan data geologi memiliki model yang lebih sesuai. Hasil interpretasi memperlihatkan prospek panas bumi “MR” diperkirakan berada di sekitar kemunculan manifestasi air panas, dengan ditandai adanya resistivitas rendah (200 ohm.m) terlihat pada kedalaman lebih dari 1000 m yang merupakan zona resistiv yang dapat diduga sebagai respon dari batuan yang mungkin bertindak sebagai sumber panas dari sistem panas bumi “MR”.
Kata Kunci: Metode magnetotellurik, distorsi, rotasi, panas bumi.
ABSTRACT
The magnetotelluric method is a passive geophysical method that utilizes electromagnetic waves and is effectively used in geothermal exploration. However, the measurement data with the MT method often causes distortion due to a mismatch between the expanse of the tool and the direction of the main structure of the study area. The existence of distortion in the measurement data can cause errors in modeling and interpretation. Therefore, this study aims to analyze the effect of rotation on magnetotelluric data processing to produce an appropriate model, so that it can know the "MR" geothermal system. Rotation is carried out on the sounding curve, with an angle of -45o in accordance with the direction of the main structure of the study area. Based on the research that has been done the best model is generated from data that has been rotated because it produces smaller RMS and when compared with geological data has a more suitable model. The results of the interpretation show that the prospect of geothermal “MR” is estimated to be around the appearance of hot water manifestations, with the presence of a low resistivity ( 200 ohm.m) seen at depths of more than 1000 m which are zones predictable resistivity in response to rocks that might act as a source of heat from the "MR" geothermal system.
Keywords: magnetotelluric method, distortion, rotation, geothermal.
1372D19III | 1372 D 19-ii | Perpustakaan FSM Undip (Referensi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain