Text
Peramalan Jumlah Titik Panas (Hotspot) Menggunakan Metode Arima Kombinasi Dan Anfis Kombinasi
ABSTRAK
Kebakaran hutan dan lahan merupakan peristiwa bencana alam yang sering terjadi di Indonesia dan menimbulkan banyak kerugian. Titik panas (hostpot) merupakan suatu daerah dengan suhu yang relatif lebih tinggi dibandingkan daerah lainnya yang terpantau satelit penginderaan jauh dan biasanya digunakan sebagai indikator kebakaran hutan dan lahan disuatu daerah. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan dan meramalkan titik panas (hotspot) di provinsi Kalimantan Barat guna menanggulangi risiko kebakaran hutan dan lahan di masa yang akan datang. Metode peramalan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ARIMA Box-Jenkins, ANFIS, dan metode kombinasi (ensemble). Metode kombinasi pada penelitian ini menggunakan input berdasarkan model yang lolos uji asumsi pada metode ARIMA sebagai anggota kombinasi, sedangkan pada ANFIS anggota kombinasi dipilih berdasarkan model ANFIS terbaik pada masing-masing jumlah input yang digunakan. Untuk menggabungkan anggota kombinasi digunakan metode averaging. Data yang digunakan adalah data titik panas (hotspot) provinsi Kalimantan Barat periode Januari 2013-Juni 2018. Hasil analisis data dengan metode ARIMA menunjukan bahwa ARIMA memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan metode kombinasinya, sedangkan metode ANFIS memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan metode ANFIS kombinasi maupun ARIMA. Sehingga model terbaik untuk meramalkan data titik panas (hotspot) provinsi Kalimantan Barat adalah model ANFIS.
Kata Kunci: Runtun Waktu, Titik Panas (hotspot), ARIMA, ANFIS, Metode Kombinasi.
ABSTRACT
Forest and land fires is a natural disasters that often occur in Indonesia and cause many losses. The hotspot is an area with a relatively higher temperature compared to other regions monitored by remote sensing satellites and usually used as an indicator of forest and land fires in an area. The research purpose is modelling and forecast hotspots in West Kalimantan province to decrease the risk of forest and land fires in the future. The forecasting method used in this study are the ARIMA method, ANFIS method, and the ensemble. The ensemble method in this study used input based on the model that passed the assumption test on the ARIMA method as a combination member, while in ANFIS the combination members are selected based on the best ANFIS model in each number of each input used. To calculate the number of members used the average method. The data used are the hotspot data of the West Kalimantan province January 2013-June 2018 period. The results of data analysis using the ARIMA method show that ARIMA provides better results compared to the ensemble method, while the ANFIS method gives better results if compared the method ANFIS ensemble and also ARIMA method. So the best model for forecasting hotspot data in the West Kalimantan province is the ANFIS model.
Keywords: Time Series, Hotspots, ARIMA, ANFIS, Ensemble Method.
700E19II | 700 E 19 | Perpustakaan FSM Undip (Referensi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain