Text
Pengaruh Salinitas dan Limbah Cair Tahu pada Tingkatan yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Kadar Lipid Mikroalga Botryococcus Braunii Kutzing
ABSTRAK
Botryococcus braunii Kutzing merupakan mikroalga yang memiliki kandungan lipid tinggi. Petumbuhan mikroalga ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan berupa salinitas, suhu, pH, oksigen terlarut (DO), intensitas cahaya dan nutrisi pada media kultivasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh salinitas dan limbah cair tahu terhadap pertumbuhan mikroalga B. braunii serta mengetahui kadar lipid yang dihasilkan oleh B. braunii yang dikultivasi pada limbah cair tahu. Desain penelitian yang digunakan adalah rancangan faktorial dengan dua faktor yaitu salinitas dan konsentrasi limbah cair tahu. Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu konsentrasi limbah cair tahu 10% dengan salinitas 15‰ (L10S15); limbah cair tahu 10% dengan salinitas 20‰ (L10S20); limbah cair tahu 10% dengan salinitas 25‰ (L10S25); limbah cair tahu 20% dengan salinitas 15‰ (L20S15); limbah cair tahu 20% dengan salinitas 20‰ (L20S20); limbah cair tahu 20% dengan salinitas 25‰ (L20S25); limbah cair tahu 30% dengan salinitas 15‰ (L30S15); limbah cair tahu 30% dengan salinitas 20‰ (L30S20); dan limbah cair tahu 30% dengan salinitas 25‰ (L30S25). Pengamatan yang dilakukan meliputi kepadatan sel, laju pertumbuhan spesifik, dan faktor lingkungan berupa salinitas, suhu, pH, oksigen terlarut (DO), serta kadar N dan P total. Hasil penelitian menunjukkan kepadatan sel tertinggi didapatkan pada perlakuan L10S25 dengan rata-rata kepadatan sel 313 x 104 sel/ml. Kadar lipid tertinggi yang dihasilkan juga dimiliki oleh perlakuan L10S25 sebesar 58%. Secara umum, semakin tinggi limbah cair tahu yang diberikan maka kepadatan sel mikroalga akan semakin rendah. Kepadatan sel mikroalga yang dihasilkan mempengaruhi kadar lipid yang dihasilkan. Semakin tinggi kepadatan sel mikroalga, maka kadar lipid yang dihasilkan akan semakin tinggi pula.
Kata kunci: Botryococcus braunii, limbah cair tahu, kepadatan sel, kadar lipid.
ABSTRACT
Botryococcus braunii Kützing is a microalgae that has a high lipid content. The growth of microalgae is influenced by environmental factors in the form of salinity, temperature, pH, dissolved oxygen (DO), light intensity, and nutrition in the cultivation media. This study aimed to examine the effect of salinity and tofu wastewater on the growth of microalgae B. braunii and to determine the lipid content produced by B. braunii cultivated in tofu wastewater. The research design used was a factorial design with two factors, namely salinity and tofu wastewater concentration. The treatment carried out in this study was the tofu wastewater concentration of 10% with 15‰ (L10S15) salinity; tofu wastewater 10% with a 20‰ (L10S20) salinity; tofu wastewater 10% with 25‰ (L10S25) salinity; tofu wastewater 20% with 15‰ (L20S15) salinity; tofu wastewater 20% with 20‰ (L20S20) salinity; tofu wastewater 20% with 25‰ (L20S25) salinity; tofu wastewater 30% with 15‰ (L30S15) salinity; tofu wastewater 30% with 20‰ (L30S20) salinity; and 30% wastewater with 25‰ (L30S25) salinity. Observations carried out included cell density, specific growth rate, and environmental factors in the form of salinity, temperature, pH, dissolved oxygen (DO), and total N and P content. The results showed that the highest cell density was obtained in the L10S25 treatment with an average cell density of 313 x 104 cells/ml. The highest lipid content produced by L10S25 treatment was 58%. In general, the higher the tofu wastewater is given the lower the density of microalgae cells. The density of microalgae cells produced affects the lipid content produced. The higher the density of microalgae cells, the higher the lipid content produced.
Keywords: Botryococcus braunii, tofu wastewater, cell density, lipid content.
1284B19I | 1284 B 19-i | Perpustakaan FSM Undip (Referensi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain