Text
Studi Model Mononobe untuk Identifikasi Banjir DAS Beringin Kota Semarang Menggunakan Sistem Dinamis
ABSTRAK
Banjir merupakan peristiwa yang sering terjadi khususnya di wilayah perkotaan. Kota Semarang merupakan wilayah yang rentan terhadap banjir karena kondisi topografinya, salah satunya adalah wilayah DAS Beringin yang sering terjadi banjir yang disebabkan penggunaan lahan terbangun yang tidak terkontrol yang meningkatkan debit puncak sungai. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui model prediksi sebaran banjir pada DAS Beringin Kota Semarang periode ulang 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun dan 25 tahun. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Sistem Dinamis, untuk menentukan prediksi nilai debit puncak yang dipengaruhi oleh waktu karena adanya perubahan koefisien aliran C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prediksi sebaran banjir DAS Beringin pada periode ulang 2 tahun terjadi pada ruas sungai II dengan debit banjir terbesar 29,194 m3/s yang menggenang sejauh 8,76 m, periode ulang 5 tahun dan 10 tahun terjadi banjir pada ruas sungai I, II, IV, V dan VI dengan debit banjir terbesar terjadi pada ruas II periode ulang 5 tahun sebesar 81,934 m3/s menggenang sejauh 24,58 m dan pada periode 10 tahun sebesar 118,424 m3/s menggenang sejauh 35,53 m. Pada periode ulang 25 tahun terjadi banjir pada semua ruas sungai dengan debit banjir terbesar terjadi pada ruas sungai II sebesar 173,104 m3/s dengan luas genangan 51,9 m dari sungai. Hal ini dikarenakan kapasitas tampung sungai ruas II relatif kecil sehingga tidak mampu menampung debit puncak sungai. Debit puncak sungai dipengaruhi oleh intensitas hujan dan perubahan koefisien aliran C. Banjir terjadi apabila kapasitas tampung sungai tidak mampu menampung seluruh debit puncak sungai, sehingga terjadi limpasan menjadi debit banjir.
Kata Kunci : banjir, sistem dinamis, debit puncak
ABSTRACT
Flooding is an event that often occurs especially in urban areas. Semarang City is an area that is vulnerable to flooding due to its topographic conditions, one of which is the Beringin watershed area that often occurs due to the use of uncontrolled built lans use which increases the peak discharge of the river. This research was conducted to determine the prediction model of the distribution of floods in the Beringin watershed of Semarang City for 2 years, 5 years, 10 years and 25 yeras. The method used in this study is the Dynamic System method, to determine the prediction of peak discharge value that is affected by time due to changes in the flow Coefficient.. The results showed that the prediction of the distribution of floods in the Beringin watershed for a 2-year return period occurred in section II with flood dischange, the largest was 29,194 m3/s which reached 8,76 m, the return periode of 5 years and 10 years, flooding occured on rivers I, II, IV, V and VI with the largest flood dischange occuring in section II the 5-year return periode of 81,934 m3/s pooled as far as 24,58 m and in a 10-year period of 118,424 m3/s pooles as far as 35,53 m. In the 25-year return period, flooding occured on all river sections with the largest flood discharge occuring in the second river segment of 173,104 m3/s with a pool area of 51,9 m from the river. This is because the capacity of the river segment II is relatively small so it cannot accommodate the peak river discharge. River peak discharge is influrnced by rainfall intensity and changes in flow coefficient C. Floofing occurs when the capacity of the river is not able to accommodate the entire river peak dischange, resulting in runoff into flood dischrage.
Keywords: flood, dynamic system, peak debit
1317D18IV | 1317 D 18 | Perpustakaan FSM Undip (Referensi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain