Text
Aplikasi Pengukuran Efisiensi Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (Dea) Dengan Pemodelan Bcc Output Oriented (Studi Kasus: Dinas Kesehatan Kota Semarang)
ABSTRAK
Peningkatan mutu pelayanan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh Puskesmas. Selama ini Puskesmas di Kota Semarang belum pernah melakukan pengukuran efisiensi yang terintegrasi menjadi satu. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah pelayanan Puskesmas-Puskesmas yang ada di Kota Semarang sudah optimal dalam menggunakan sumber daya kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur sekaligus membandingkan efisiensi antar Puskesmas, dengan cara membuat aplikasi pengukur efisiensi menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). DEA merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mengukur nilai efisiensi relatif dari suatu kumpulan unit-unit pembuat keputusan atau decision making units (DMU) yang sejenis. Dalam penelitian ini, pemodelan DEA yang digunakan adalah BCC (Banker, Charner, Cooper). Pemodelan BCC berasumsi bahwa penambahan input dan output tidaklah sama, jadi penambahan input sebesar x belum tentu akan meningkatkan output sebesar x juga, bisa jadi menurun. Penelitian ini juga menggunakan teknik pengukuran efisiensi output oriented, yang berarti sejumlah output dapat ditingkatkan secara proporsional tanpa mengubah jumlah input yang ada. DMU memiliki 3 kriteria efisiensi, yaitu nilai efisiensi = 1 (efisien), nilai efisiensi < 1 atau > 1 (tidak efisien). Penelitian ini menggunakan 4 Puskesmas yang bersertifikat ISO 9001:2008 dan memiliki rawat inap, yaitu Puskesmas Halmahera (DMU 1), Puskesmas Bangetayu (DMU 2), Puskesmas Ngesrep (DMU 3), dan Puskesmas Mijen (DMU 4). Terdapat 6 input sebagai bahan penilaian yaitu jumlah dokter umum, dokter gigi, perawat, bantuan opersional kesehatan (BOK), bidan dan tenaga kefarmasian, sedangkan variabel output yang digunakan ada 2 yaitu jumlah pasien rawat jalan dan jumlah pasien rawat inap. Berdasarkan analisis dan pengolahan data aplikasi pengukuran efisiensi, dapat diketahui bahwa DMU 1, DMU 2, dan DMU 3 berada pada kondisi efisien, sedangkan DMU 4 berada pada kondisi tidak efisien. DMU yang sudah efisien akan menjadi benchmark bagi DMU yang tergolong belum efisien.
Kata kunci : Puskesmas, Efisiensi, Data Envelopment Analysis (DEA), Decision Making Unit (DMU), Aplikasi Pengukuran Efisiensi.
ABSTRACT
Improving the quality of health services for Public Health Center (Puskesmas) is an important thing that must be done by the Puskesmas. So far, Puskesmas in Semarang City has never conducted an integrated efficiency measurement into one. This raises the question of whether the existing Public Health Centers (Puskesmas) services in Semarang City are optimal in using the health resources. Therefore, to measure and compare the efficiency among Puskesmas, this research will make efficiency measurement application using Data Envelopment Analysis (DEA) method. DEA is a method used to measure the relative efficiency value of a set of similar decision-making units (DMU). In this study, the DEA modelling used was BCC (Banker, Charner, Cooper). BCC modelling assumes that the addition of inputs and outputs is not the same, so adding an input of x does not necessarily increase the output by x, it can also decrease. This reseacrh also uses output oriented efficiency measurement techniques, which means that a number of outputs can be increased proportionally without changing the number of inputs available. DMU has 3 efficiency criteria, if the value of efficiency = 1 (efficient), value of efficiency is 1 (inefficient). In this study, we selected 4 puskesmas that have been certified by ISO 9001: 2008 and have inpatient facilities (labor), they are Puskemas Halmahera (DMU 1), Puskesmas Bangetayu (DMU 2), Puskesmas Ngesrep (DMU 3), and Puskesmas Mijen (DMU 4). There are 6 inputs for the assessment of general doctor, dentists, nurses, health operational costs (BOK), midwives, and pharmaceutical personnel, while the output variables used are 2 outpatients and inpatients. Based on the analysis and processing of application data on efficiency measurement, it can be seen that DMU 1, DMU 2, and DMU 3 are in efficient condition, while DMU 4 is in an inefficient condition.. The efficient DMU value became the benchmark of inefficient DMU values.
Keyword : Puskesmas, Efficiency, Data Envelopment Analysis (DEA), Decision Making Unit (DMU), Efficiency Measurement Application.
644F18IV | 644 F 18 | Perpustakaan FSM Undip (Referensi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain