Text
Pemodelan Persentase Balita Gizi Buruk di Provinsi Jawa Tengah menggunakan Geographically Weighted Lasso (GWL)
ABSTRAK
Indikator yang dapat digunakan dalam menilai derajat kesehatan masyarakat tercermin dalam kondisi angka kematian, angka kesakitan dan status gizi. Gizi buruk merupakan bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun. Ada banyak faktor penyebab terjadinya gizi buruk dan tidak semua faktor berpengaruh di semua lokasi pengamatan. Oleh karena itu, untuk mengatasi kemungkinan adanya efek spasial dan multikolineritas lokal dalam penelitian ini maka digunakan pemodelan Geographically Weighted Lasso (GWL). Fungsi pembobot yang digunakan adalah fixed bi-square kernel. Pemodelan GWL dibagi menjadi dua yaitu GWL-global dan GWL-lokal. Berdasarkan analisis pemodelan GWL pada persentase balita penderita gizi buruk di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015, diperoleh nilai shrinkage pada model GWL-global sebesar 0,225 dengan dua variabel yang berpengaruh signifikan yaitu persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat serta persentase bayi yang mendapat imunisasi Polio. Pada model GWL-lokal di Kota Semarang diperoleh nilai shrinkage sebesar 0,73 dengan tiga variabel yang berpengaruh signifikan yaitu persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat, persentase bayi yang mendapat imunisasi BCG dan persentase bayi yang mendapat imunisasi Campak. Hasil dari perbandingan MSE didapat kesimpulan bahwa model GWL-lokal lebih cocok untuk menggambarkan persentase balita penderita gizi buruk di Jawa Tengah pada tahun 2015 karena memiliki nilai MSE terkecil.
Kata kunci : Gizi buruk, efek spasial, multikolinieritas, GWL, GWL-global, GWL-lokal, shrinkage, MSE.
ABSTRACT
Indicators that can be used in assessing the degree of public health are reflected in conditions of mortality, morbidity and nutritional status. Malnutrition is the worst form of the process of chronic malnutrition. There are many factors that cause malnutrition and not all factors influence in all observation locations. Therefore, to overcome the possibility of spatial effect and local correlation in this research then used Geographically Weighted Lasso (GWL) modeling. The weighting function used is a fixed bi-square kernel. GWL modeling is divided into two namely GWL-global and GWL-local. Based on GWL modeling analysis on the percentage of malnourished children under five in Central Java Province by 2015, the value of shrinkage in GWL-global model was 0.225 with two variables having significant effect, there are percentage of households living clean and healthy; and percentage of infants who got Polio immunization . In the GWL-local model in Semarang City, the shrinkage value was 0.73 with three significant variables, the are the percentage of households living clean and healthy, the percentage of infants who received BCG immunization and the percentage of infants who received measles immunization. The results of the MSE comparison concluded that the GWL-local model is more suitable to describe the percentage of malnourished children under five in Central Java by 2015 because it has the smallest MSE value.
Key words : Malnutrition, spatial effect, local correlation, GWL, global GWL, local GWL, shrinkage, MSE.
592E17IV | 592 E 17-iv | Perpustakaan FSM Undip (Referensi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain