Text
Pemodelan Inversi Gayaberat Staggered Grid dengan Geometri Mesh yang Dipandu oleh Hasil Euler Deconvolution Pada Lapangan Panasbumi "B24"
INTISARI
Pemodelan inversi pada data gayaberat membutuhkan model initial dengan geometri mesh yang sesuai untuk menghasilkan model bawah permukaan yang baik. Metode Euler deconvolution mampu membantu menghasilkan model inversi yang baik dengan menyesuaikan geometri mesh terhadap sebaran titik point source hasil estimasi posisi dan kedalaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperlihatkan pengaruh Euler deconvolution dalam memperbaiki model inversi baik dari sisi geometri model dan densitas yang dihasilkan. Pemodelan inversi dilakukan dengan algoritma steepest descent. Hasil uji coba menggunakan model sintetik pada beberapa kedalaman memperlihatkan bahwa point source dari Euler deconvolution sangat membantu dalam merekonstruksi model densitas lebih baik dibandingkan dengan metode inversi konvensional. Metode ini diaplikasikan pada data gayaberat lapangan panas bumi “B24”. Peta anomali gayaberat residual memiliki nilai -12 sampai 24 mGal. Lapangan panas bumi ini diestimasi memiliki patahan utama yang secara dominan mengarah baratlaut-tenggara. Estimasi tersebut didukung dari hasil Euler deconvolution yang menunjukkan adanya struktur patahan dan graben. Pembuatan model dengan metode Euler deconvolution dan inversi diaplikasikan memotong tegak lurus dengan struktur utama dengan arah baratdaya-timurlaut. Hasil dari penelitian ini adalah metode Euler deconvolution mampu memberi informasi untuk pembuatan geometri mesh untuk inversi. Inversi ini menunjukkan adanya distribusi densitas tinggi-rendah-tinggi dan diestimasi adanya batuan andesit dan tuff secara dominan. Untuk meningkatkan hasil penelitian, perlunya titik pengukuran, area pemodelan tambahan, data geologi dan geokimia untuk memperkuat interpretasi.
Kata kunci: densitas, Euler deconvolution, inversi gayaberat, panas bumi
ABSTRACT
Gravity data inversion modelling requires an initial model with appropriate mesh geometry to generate a good subsurface model. Euler deconvolution method can help to generate good inversion model by adjusting the mesh geometry based on the point source cluster result of depth and position estimation. These point cluster can give an additional information to shape the initial mesh model for inversion. The purpose of the study was to determine the influence of Euler deconvolution to improve the inversion models both in terms of geometry and density model result. Inversion was done by the steepest descent algorithm. The trial result using synthetic model at some depths show that the point source of Euler deconvolution is very helpful in reconstructing better density model compared to conventional inversion method. These methods were applied to the gravity data on the "B24” geothermal field. Residual gravity anomaly map has a value of -12 to 24 mGal. The geothermal field is estimated that it has a major fault which mainly striking in northwest-southeast direction. These estimates are supported by the results of Euler deconvolution which indicate the presence of fault and graben structure. Euler deconvolution and inversion method were applied perpendicularly to the main structure at the southwest-northeast direction. The results of this study are the Euler deconvolution method is able to provide information for a mesh geometry for inversion. From the inversion result, “B24” geothermal field is estimated has a high-low-high density distribution dominated by andesite and tuff. To improve the results of the research, it needs a measurement point addition, additional modeling area, geological and geochemical data to strengthen the interpretation.
Keyword: density, Euler deconvolution, gravity inversion, geothermal
1128D17II | 551,2 D 17 | Perpustakaan FSM Undip (Referensi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain