Text
Analisis Faktor-Faktor Produksi Perikanan Tangkap Perairan Umum Daratan di Jawa Tengah Menggunakan Regresi Berganda dan Model Durbin Spasial 519.536 RET a
ABSTRAK
Perairan umum daratan Indonesia adalah terluas kedua di Asia setelah
Cina. Diperkirakan potensi perikanan tangkap perairan umum daratan Indonesia
mencapai 3.034.934 ton per tahun. Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi
yang memiliki potensi besar di bidang perikanan. Pada penelitian ini akan dibahas
mengenai faktor-faktor yang diduga mempengaruhi produksi perikanan tangkap
perairan umum daratan. Metode yang digunakan adalah metode regresi berganda
dengan estimasi maksimum likelihood dan model durbin spasial. Model durbin
spasial merupakan pengembangan regresi linier dimana faktor lokasi juga
diperhatikan. Hasil pengujian efek spasial menunjukkan adanya dependensi pada
variabel produksi perikanan tangkap perairan umum daratan, variabel RTP/PP
serta variabel kapal penangkapan. Sehingga model durbin spasial dapat digunakan
untuk analisis. Pada model durbin spasial, variabel yang berpengaruh signifikan
terhadap produksi perikanan tangkap perairan umum daratan adalah banyaknya
kapal, jumlah alat tangkap, dan banyaknya trip penangkapan dengan nilai
koefisien determinasi (R2) sebesar 0,9054. Sedangkan pada analisis regresi
berganda menunjukkan bahwa hanya variabel trip penangkapan yang berpengaruh
signifikan, dimana nilai koefisien determinasi (R2) yang dihasilkan adalah sebesar
0,857. Sehingga model durbin spasial lebih baik digunakan untuk menganalisis
produksi perikanan tangkap perairan umum daratan, selain lebih banyak variabel
yang signifikan juga memiliki nilai koefisien determinasi (R2) yang lebih besar
daripada analisis regresi berganda.
Kata Kunci: produksi perikanan tangkap perairan umum daratan, maksimum
likelihood, model durbin spasial.
ABSTRACT
Indonesia’s inland openwater is the second largest in Asia after China. It’s
estimated Indonesia’s inland openwater capture fisheries potential reached
3.034.934 tons per year. Central Java is one of the provinces that have great
potential in the field of fisheries. In this study will be discussed about the factors
suspected to affect inland openwater capture fisheries production. The method
used are multiple regression analysis with maximum likelihood estimation and
spatial durbin models. Spatial durbin models is the development of linear
regression which location factors are also considered. The results of spatial
dependences shows there is spatial dependence in the inland openwater capture
fisheries production variable, fisheries establishments variables and the number of
boats variable. So spatial durbin models can be used for analysis. In spatial durbin
models, variables that significantly influence inland openwater capture fisheries
production is the number of fishing gear, the number of boats, and the number of
fishing trip with coefficient of determination (R2) of 0,9054. While in the multiple
regression analysis showed that the only number of fishing trip variable that
significantly, where the value of the coefficient of determination (R2) is 0,857.
Thus better spatial durbin models used to analyze inland openwater capture
fisheries production, in addition more significant variables also have the
coefficient of determination (R2) that is greater than the multiple regression
analysis.
Keywords: inland openwater capture fisheries production, maximum likelihood,
spatial durbin model.
534E17I | 534 E 17 | Perpustakaan FSM Undip (Referensi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain