Text
Aktivitas Inhibitor α-Glukosidase Isolat Kapang Endofit Duwet (Syzygium cumini (L.) Skeels)
ABSTRAK
Diabetes melitus (DM) dewasa ini telah menjadi masalah kesehatan yang
serius karena efek yang dapat ditimbulkannya, seperti komplikasi hingga
kematian. Menurut data IDF di tahun 2013 terdapat 382 juta jiwa penderita
diabetes di seluruh dunia dan diprediksi akan terus meningkat. Pengobatan
diabetes pada dasarnya adalah menjaga kadar gula dalam darah tetap normal
dengan inhibitor α-glukosidase. Alfa-glukosidase merupakan enzim yang terdapat
di usus halus berfungsi mempercepat hidrolisis oligosakarida dan disakarida,
maka penghambatan kerja enzim ini dapat mengurangi absorbsi karbohidrat yang
dapat meningkatkan kadar gula dalam darah. Inhibitor α-glukosidase salah
satunya dapat diperoleh dari tanaman duwet, tanaman ini telah digunakan sejak
lama secara tradisional sebagai obat anti diabetes. Namun seiring berkembangnya
ilmu pengetahuan, penggunaan tanaman dinilai memiliki beberapa kekurangan
seperti dibutuhkan lahan yang luas, waktu yang lama dan masalah konservasi.
Salah satu alternatif untuk memperoleh senyawa aktif tanaman tanpa
membahayakan kelestarian tanaman tersebut adalah dengan kapang endofit.
Endofit hidup di dalam jaringan tanaman namun tidak menimbulkan kerugian
bagi tanaman inangnya. Endofit biasanya mempunyai senyawa aktif yang sama
dengan tanaman inangnya namun dalam waktu yang lebih cepat. Penelitian ini
menggunakan isolat kapang endofit duwet yang diuji kemampuan inhibitor α-
glukosidasenya menggunakan teknik spektrofotometri berdasarkan pemecahan
substrat untuk menghasilkan produk berwarna serta variasi sumber karbon berupa
sukrosa, laktosa, maltosa dan pati. Hasil penelitian menujukkan isolat JB 2.3
mempunyai persentase inhibitor tertinggi sebesar 13,76%. Isolat JB 2.3 digunakan
untuk perlakuan perbedaan sumber karbon dan didapatkan hasil laktosa
menunjukkan aktivitas inhibitor tertinggi dengan rerata persentase 19, 27%. Hasil
analisis sidik ragam dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan perbedaan
sumber karbon berpengaruh nyata terhadap nilai inhibisi. Uji Beda Nyata Jujur
(BNJ) menujukkan perbedaan nyata antara perlakuan laktosa dan maltosa
dibandingkan dengan sukrosa dan pati.
Kata kunci: inhibitor α-glukosidase, kapang endofit, duwet, diabetes melitus.v
ABSTRACT
Diabetes mellitus (DM) today has become a serious health problem
because of the effects that can be caused, such as complications and death.
According to data from the IDF in 2013 there were 382 million people with
diabetes worldwide and is predicted to continue to rise. The essential treatment for
diabates is keeping blood sugar levels remain normal with α-glucosidase inhibitor.
Alpha-glucosidase is an enzyme found in the small intestine that has function to
accelerates the hydrolysis of oligosaccharides and disaccharide, the inhibition of
this enzyme may reduce the absorption of carbohydrates which can increase blood
sugar levels. Alpha-glucosidase inhibitors one of which can be obtained from java
plum plant, this plant has been used traditionally for a long time as antidiabetic
drugs. But with development of science, the use of plants considered to have some
deficiencies as required vast land, a long time and conservation issues. An
alternative to obtain the active compounds without endangering the sustainability
of crop plants is by endophytic mould. Endophyte live inside plant tissues but
does not cause any harm to the host plant. Endophyte usually produce the same
active compound with the host plant but at faster time. This study uses java plum
endophytic mould isolates which tested the ability of α-glucosidase inhibitor by
using spectrophotometric techniques with breaking substrates to produce colored
products and a variety of carbon sources such as sucrose, lactose, maltose and
starch. The results showed isolate JB 2.3 has the highest percentage of inhibitor
with 13,76%. Isolates JB 2.3 is used for treatment of different sources of carbon
and results show that lactose has the highest inhibitor activity with a mean
percentage of 19,27%. Results of analysis of variance with the level of 95%
shows the difference in carbon source significantly affect the value of inhibition.
Test Honestly Significant Difference (HSD) showed significant differences
between the treatment of lactose and maltose compared to sucrose and starch.
Keywords : α-glucosidase inhibitor, endophytic mould, java plum, diabetes
mellitus.
1031B16IV | 579 FIT a | Perpustakaan FSM Undip (Referensi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain