Text
Analisa Penyimpangan Iklim Dari Fenomena Enso Menggunakan Model Korelasi Studi Kasus Bogor 551,6
INTISARI
Kasus penyimpangan iklim di Indonesia banyak memiliki pengaruh terhadap
iklim di beberapa daerah seperti musim kemarau atau penghujan yang tidak terjadi
secara periodik atau penurunan curah hujan yang tidak normal dan menyimpang
dari semestinya. Penelitian ini bertujuan menganalisis penyimpangan iklim dan
korelasi pola-pola ENSO terhadap variabilitas curah hujan di Darmaga Bogor,
setelah itu dibandingkan hasilnya dengan curah hujan Tanjung Priok Jakarta. Kedua
tempat tersebut memiliki pengaruh ENSO minim karena berada jauh dari pusat
kejadian ENSO yaitu di Samudra Pasifik dan terletak di sebelah barat Pasifik.
Penyimpangan iklim karena ENSO (Osilasi Selatan El Niño) di kepulauan
Indonesia dapat terjadi jika di Pasifik, El Niño lebih mengurangi curah hujan atau
La Niña yang lebih menambah jumlah curah hujan.
Penelitian menggunakan model korelasi analisis linier dan kontur suhu
permukaan laut (SPL) dari GrADS. Data yang digunakan yaitu anomali indeks
Nino 3.4, anomali IOD (Dipol Samudra Hindia), curah hujan dan data anomali SPL.
Data diolah dari Januari 2004 – Desember 2013 (10 tahun). Hasil analisis indeks
Nino 3.4 tahun 2004 - 2013 menunjukkan lebih banyak terjadi indeks negatif yang
berarti lebih menuju ke La Niña di Pasifik. Pada korelasi bulan Agustus di Darmaga
antara ENSO – IOD dengan curah hujan yang lebih mempengaruhi pola curah
hujannya adalah faktor ENSO baik La Niña maupun El Niño dan juga diikuti pola
angin monsun barat, sedangkan di Tanjung Priok yang lebih mempengaruhi pola
curah hujannya adalah pola hujan monsunal. Pada curah hujan di Darmaga
umumnya intensitasnya cukup tinggi dan beberapa pola grafiknya mengikuti pola
tipe hujan monsunal sedangkan curah hujan Tanjung Priok umumnya intensitasnya
rendah dan pola grafiknya mengikuti pola tipe hujan monsunal. Kontur SPL di Jawa
Barat rata-rata menghangat yang menyebabkan daerah tersebut lebih mudah
terkondensasi awan dan tekanan atmosfer di perairan menjadi tinggi.
Kata Kunci : ENSO, curah hujan, Bogor, suhu permukaan laut (SPL)
ABSTRACT
Cases of climate anomalous in Indonesia, many have influences on the
climate in several areas such as the dry or rainy season that does not occur
periodically or the precipitation decrease that does not normal and deviated from
ought. This study aimed to analyze the climate anomalous and correlation patterns
of ENSO towards rainfall variability in Darmaga Bogor, then compared the results
with rainfall of Tanjung Priok Jakarta. Both places have minimum ENSO influence
because they being away from the center of ENSO events that is in the Pacific
Ocean and located in the west Pacific. Climate anomalous due to ENSO (El Niño
Southern Oscillation) in the Indonesian archipelago can occur if in the Pacific El
Niño is more decreasing rainfalls or La Niña which further adds to the amount of
rainfall.
This research using a linear correlation analysis model and contour of the
sea surface temperature (SST) from GrADS software. The data used are Index Nino
3.4 anomaly, IOD (Indian Ocean Dipole) anomaly, precipitation and SST anomaly
data. Data is processed from January 2004 - December 2013 (10 years).
Correlation of index Nino 3.4 years 2004-2013 showed a lot more going to negative
index that means more towards the La Niña in Pacific Ocean. The results of
correlation analysis in August in Darmaga between ENSO - IOD with rainfall that
more affects the rainfall pattern is a ENSO factor either La Niña nor El Niño and
also it followed by west monsoon wind pattern, whereas at Tanjung Priok that more
affects the rainfall pattern is monsoonal rainfall patterns. Upon the precipitation
in Darmaga generally has high enough intensity and some graph pattern follows
monsoonal rainfall patterns whereas Tanjung Priok generally has low intensity and
the graph pattern follows the type of monsoonal rainfall patterns. SST contour in
West Java is on average warmed up that caused that region more easily condensed
the clouds and atmospheric pressure at the waters becomes high.
Keywords : ENSO, rainfall, Bogor, sea surface temperature (SST)
1096D16IV | 1096 D 16 | Perpustakaan FSM Undip (Referensi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain