Text
Penentuan Kuersetin dan Rutin Dalam rimpang Alpinia Purpurata dan Alpinia Galanga Dengan Metode High Performance Liquid Chromatography
RINGKASAN
Alpinia merupakan genus terbesar dalam famili Zingiberaceae memiliki
kurang lebih 200 spesies, dua diantaranya adalah Alpinia Purpurata (Viell). K.
Schum dan Alpinia Galanga (L) Willd. Dalam uji laboratorium, ekstrak lengkuas
dilaporkan beberapa potensi khusus, yaitu memiliki efek menurukan tekanan
darah, memiliki aktivitas antioksidan, antikanker, antibakteri, antiviral, antifungi,
antiparasit, antiimflamasi, antitumor, analgetikum, antikembung, dan antiplasmid.
Lengkuas merah mengandung senyawa flavonoid rutin, kaempferol-3-Oglucuronide, dan kaempferol-3-O-rutinoside. Sedangkan pada lengkuas putih
mengandung senyawa flavon seperti galangin, alpinin, kaemferide, dan galangin-
3-metil eter. Meskipun lengkuas merah dan lengkuas putih memiliki hubungan
kekerabatan dalam sesama genus Alpinia, namun sampai saat ini belum ada
penelitian yang membahas hubungan kemotaksonomi dalam kedua spesies
tersebut, khususnya dalam senyawa golongan flavonoid. Maka dari itu,
dikembangkan analisis kualitatif dan kuantitatif flavonoid dalam dua spesies
genus Alpinia menggunakan metode High Performance Liquid Cromatoghraphy.
Dalam penelitian ini dilakukan identifikasi dan kuantifikasi senyawa
flavonoid (kuersetin dan rutin) dalam rimpang lengkuas merah dan lengkuas putih
menggunakan metode HPLC. Secara garis besar penelitian ini dilakukan dalam
beberapa tahap, yaitu: ekstraksi, fraksinasi, kromatografi lapis tipis, analisis
flavonoid total dengan spektrofotometer UV-Vis dan penentuan kandungan
kuersetin dan rutin dengan metode HPLC.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah sebagai berikut: rimpang
lengkuas merah dan lengkuas putih berhasil diekstraksi dengan metanol dan
dihasilkan rendemen masing-masing sebesar 3,80 % b/b dan 4,38% b/b.
Fraksinasi ekstrak metanol dengan metode KKV menghasilkan fraksi kental etil
asetat dan n-butanol sebesar 18,36% b/b dan 27% b/b pada lengkuas merah, serta
19,84% b/b dan 26,80% b/b pada lengkuas putih. Total flavonoid pada fraksi etil
asetat didapatkan nilai sebesar 46,48 mg EQ/gram pada lengkuas merah dan
70,60 mg EQ/ gram pada lengkuas putih, dan pada fraksi n-butanol didapatkan
total flavonoid sebesar 68,50 mg EQ/ gram untuk lengkuas merah dan 103,80 mg
EQ/ gram untuk lengkuas putih. Pada fraksi etil asetat lengkuas merah terdeteksi
kandungan kuersetin sebesar 5,41 mg/ gram dan rutin 4,90 mg/ gram, sedangkan
pada lengkuas putih terdeteksi kandungan kuersetin sebesar 4,88 mg/ gram dan
rutin sebesar 4,51 mg/ gram. Pada fraksi n-butanol hanya terdeteksi senyawa
kuersetin dalam lengkuas merah dan lengkuas putih sebesar 2,97 mg/ gram dan
4,22 mg/ gram. Pada profil kromatografi HPLC ditemukan sebuah puncak pada
lengkuas merah yang berbeda dari lengkuas putih pada waktu retensi 4,36 menit.
SUMMARY
Alpinia is the largest genus in the family Zingiberaceae and has 200
species (Albuquerque and Neves, 2004), two of them are Alpinia purpurata
(Viell). K. Schum and Alpinia galanga (L) Willd. In pharmacological tests,
extracts of Alpinia has some special potential, such as: the effect of lowering
blood pressure, antioxidant activity, anticancer, antibacterial, antiviral, antifungal,
antiparasitic, anti-inflammatory , antitumor, analgetics effect, anti-bloating, and
anti-plasmid. Alpinia galanga contains flavonoids rutin, kaempferol-3-Oglucuronide, and kaempferol-3-O-rutinoside. While the Alpinia purpurata
contains flavonoids like galangin, alpinin, kaemferide, and galangin-3-methyl
ether. Although Alpinia purpurata and Alpinia galanga has relatives in the genus
Alpinia, but there is no study to explain the chemotaxonomic relationship in both
species, especially for flavonoids compound. Therefore, the method developed
qualitative and quantitative analysis of flavonoids in two species of tgenus Alpinia
using High Performance Liquid Cromatoghraphy.
In this study will be the identification and quantification of flavonoids
(quercetin and rutin) in red galangal and ginger rhizome white using HPLC
method. Generally, this study was conducted in several stages, which are:
extraction, fractination, thin layer chromatography, analysis of total flavonoids
using UV-Vis spectrophotometer and determination of quercetin and rutin content
by HPLC method.
The results obtained in this study are as follows: galangal rhizome red
and white ginger successfully extracted with methanol and the resulting yield
respectively 3,80% w/w and 4,38% w/w. Fractination of the methanol extract with
CCV method produced ethyl acetate and n-butanol fractions in 18,36% w/w and
27% w/w value in Alpinia purpurata, meanwhile there are19,84% w/w and
26,80% w/w value in Alpinia galanga. Total flavonoid in ethyl acetate fraction
obtained 46,48 mg EQ/ gram on Alpinia purpurata and 70,60 mg EQ/ gram on
Alpinia galanga, and total flavonoids from n-butanol fraction obtained of 68,50
mg EQ/ gram for Alpinia purpurata and 103,80 mg EQ/ gram for Alpinia
galanga. Ethyl acetate fraction of red galangal detected quercetin content of 5,41
mg/ gram and rutin 4,90 mg/gram, while the Alpinia galanga detected content of
quercetin 4,88 mg/gram and rutin by 4,51 mg/gram. In n-butanol exctract only
detected quercetin both in Alpinia purpurata and Alpinia galangal which are 2,97
mg/gram and 4,22 mg/ gram. In chomatography profile from HPLC shows that
there is a compound in Alpinia purpurata which is different than Alpinia galanga
in retention time 4,36 minutes.
1324C16IV | 547 NIN p | Perpustakaan FSM Undip (Referensi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain