Text
Pembuatan Liposom dari Fosfolipid Biji Wijen (Sesamum indicum L.) Untuk Enkapsulasi Vitamin C
RINGKASAN
Vitamin C adalah vitamin yang larut dalam air dan mudah teroksidasi di
bawah kondisi ruangan dan paparan cahaya. Hal tersebut menyebabkan
pemanfaatan vitamin C menjadi kurang maksimal. Salah satu cara untuk
mengatasi kelemahan tersebut adalah penggunaan liposom. Komponen utama
yang digunakan untuk membentuk liposom adalah fosfolipida. Salah satu bahan
alami yang mengandung fosfolipida adalah wijen. Fosfolipida biji wijen sudah
dimanfaatkan untuk enkapsulasi carboxyfluorescein. Tujuan dari penelitian ini
adalah melakukan isolasi dan karakterisasi fosfolipida dari biji wijen (Sesamum
indicum L.), membuat liposom wijen, menentukan ukuran dan nilai indeks
polispersitas dari liposom wijen serta mempelajari kemampuan liposom wijen
dalam mengenkapsulasi vitamin C dengan liposom kedelai sebagai pembanding
Penelitian ini dilakukan dengan melalui dua tahap, yaitu tahap I isolasi
fosfolipida dari biji wijen. Biji wijen dimaserasi dengan pelarut menggunakan
campuran pelarut isopropanol-kloroform. Ekstrak kasar wijen dihomogenisasi
menggunakan campuran pelarut kloroform : metanol (2/1, v/v) serta pemurnian
dengan ekstraksi cair-cair dengan pelarut n-hexan dan ethanol 87% (1/1, v/v).
Fosfolipida yang didapatkan dikarakterisasi dengan menggunakan FTIR dan
GCMS. Tahap II pembuatan liposom dengan metode hidrasi lapis tipis. Proses
hidrasi dengan menggunakan larutan buffer fosfat pH 7,4. Setelah itu, dilakukan
freeze-thaw. Enkapsulasi vitamin C dalam liposom dilakukan dengan
menambahkan vitamin C di dalam larutan buffer fosfat pH 7,4. Liposom yang
dihasilkan dianalisis menggunakan Particle Size Analyzer (PSA) dan
spektrofotometer UV-Vis.
Hasil menunjukkan rendemen fosfolipida dari biji wijen didapatkan
sebesar 0,11 %. Karakterisasi fosfolipida wijen menggunakan FTIR didapatkan
vibrasi C=O, PO2-, CH2 ulur asimetri dan simetri serta N-H, sedangkan analisis
GC-MS didapatkan rantai asilnya yaitu asam linoleat (C18:2) dan asam oleat
(C18:1). Ukuran partikel liposom kosong wijen (tanpa vitamin C), liposom wijen
+ vitamin C, liposom kosong kedelai (tanpa vitamin C) dan liposom kedelai +
vitamin C masing-masing didapatkan sebesar 209,5 nm; 158 nm; 571,9 nm dan
105,9 nm. Nilai indeks polidispersitas untuk keempat liposom tersebut adalah
0,305; 0,266; 0,409 dan 0,594. Hasil pengukuran menggunakan UV- Vis
menunjukkan konsentrasi liposom wijen + vitamin C selama 6 hari pengamatan
cenderung menurun, sedangkan pada liposom kedelai + vitamin C cenderung
naik. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa keempat liposom tersebut
termasuk dalam jenis Large Unilamelar Vesicles (LUV) dan sistem monodispersi
dimana dapat diaplikasikan untuk penjerapan vitamin C. Selain itu, liposom wijen
memiliki kemampuan menyimpan vitamin C yang relatif sama dengan liposom
kedelai.
SUMMARY
Vitamin C is soluble in water and can be easily oxidized under ambient
conditions and exposure to aerial. This could cause an obvious decrease of its
utilization. One way to overcome the weakness is the use of liposomes. The main
components used to form the liposomes are phospholipids. Natural substance
containing phospholipid is sesame. Phospholipids of sesame has been used for
encapsulation carboxyfluorescein. Research efforts have been made to seek new
sources of phospholipids such as from sesame seeds. Therefore, the purpose of
this study is to isolate and characterize phospholipids from sesame seeds
(Sesamum indicum L.), make liposomes sesame, determine size and index
polispersitas of liposomes sesame and study the ability of sesame liposomes to
encapsulate vitamin C with soybean liposomes as a comparison.
This study was done in two stages, The first step is the isolation of
phospholipids from sesame seed. Sesame seeds are macerated with solvent using a
mixture of isopropanol-chloroform. Then the crude extract of sesame
homogenized using chloroform: methanol (2/1, v/v) and purification by solvent
partition between n-hexan and 87% ethanol (1/1, v/v). Phospholipids from sesame
seed is characterized by using FTIR and GCMS. The second stage is the process
of making liposomes by thin layer hydration method. Hydration process is done
by using a solution of phosphate buffer pH 7.4. The next process is freeze-thaw.
Encapsulation vitamin C in liposomes is done by adding vitamin C in pH 7.4
phosphate buffer solution. Analysis of liposomes using PSA and UV-Vis
spectrophotometer.
The results showed phospholipids yield of sesame seeds obtained of
0.11%. In the FTIR analysis obtained C=O, PO2-, CH2 stretching asymmetry and
symmetry as well as NH. The result of GCMS analysis obtained acyl chains of
linoleic acid (C18: 2) and oleic acid (C18: 1). Particle size for empty liposomes
sesame, sesame liposomes + vitamin C, empty liposomes soybeans and soy
liposome + vitamin C respectively obtained at 209.5 nm; 158 nm; 571.9 nm and
105.9 nm. The polydispersity index for the fourth liposomes is 0.305; 0.266;
0.409 and 0.594. Results of using UV-Vis measurements indicate the
concentration of liposomes sesame + vitamin C for 6 days of observation tends to
decrease, whereas the soy liposome + vitamin C tend to increase. The conclusion
is the fourth liposomes, including the type of LUV (Large Unilamelar vesicles)
and monodisperse systems which can be applied to the entrapment vitamin C. In
addition, sesame liposomes have the ability to store vitamin C that is relatively
similar to soy liposomes.
1211C15IV | 541.3 WIN p | Perpustakaan FSM Undip (Referensi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain