Text
Perbandingan penggunaan Silika Gel Baru dan hasil regenerasinya Pada Pemurnian Ekstrak Temulawak Melalui Metode Kromatografi Kolom Vakum
Perbandingan Penggunaan Silika Gel Baru dan Hasil Regenerasinya pada
Pemurnian Ekstrak Temulawak melalui Metode Kromatografi Kolom Vakum
Ratna Dewi Maduwu, Bambang Cahyono, Meiny Suzery
Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro
ABSTRAK
Salah satu metode pemurnian klasik yang masih sering digunakan adalah
kromatografi kolom dan adsorben yang banyak digunakan pada adalah silika gel. Dalam
penelitian ini telah dibandingkan penggunaan silika gel baru dan hasil regenerasinya pada
pemurnian ekstrak temulawak melalui metode kromatografi kolom vakum. Pemurnian
terhadap ekstrak temulawak menggunakan kromatografi kolom vakum (tekanan 45kPa,
panjang kolom 100mm dan diameter 16mm) dengan eluen etanol (eluen aseton juga
dibandingkan). Presentase kemurnian produk dianalisis. Regenerasi silika gel dengan
pemanasan 600°C selama 1,4,5 dan 8 jam. Analisis silika gel dengan spektroskopi IR. Silika
gel regenerasi digunakan kembali pada proses pemurnian. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa spektrum silika gel yang dipanaskan dalam furnace pada suhu 600°C selama 8 jam
merupakan spektrum yang paling mirip dengan spektrum silika gel baru. Kemurnian produk
hasil pemurnian ekstrak temulawak menggunakan silika gel baru sebagai fase diam (eluen
etanol maupun aseton) dan silika gel hasil regenerasinya (600°C; 8 jam) secara statistik (uji
t, P=0,05) dinyatakan sama, sehingga dapat disimpulkan silika gel yang sudah digunakan
pada proses pemurnian ekstrak temulawak dapat digunakan kembali (diregenerasi) dan
memiliki potensi yang sama dengan silika gel baru sebagai fase diam pada kromatografi
kolom vakum.
Kata kunci: Curcuma xanthorrizha, Kromatografi Kolom Vakum, Kurkumin, Regenerasi
Silika Gel, Silika Gel, Temulawak
ABSTRACT
Column chromatography was one of the very classic method which is still used by many
laboratories as purification method. Silica gel was generally used as the stationary phase
on this method. The regeneration of silica gel that had used on purification process by
heating it on furnace and its capasity as the stationary phase was also had been analyzed
on this study. Regeneration of silica gel was done by heating it to 600° C for 1,4,5, and 8
hours and were analyzed by IR spectroscopy compared to new silica gel. Furthermore,
regenerated silica gel was used as the stationary phase in a vacuum column chromatography
(45 kPa, column 100mm and 16mm) to purify temulawak extract (eluted by ethanol and also
acetone). The results of this study showed that silica gel spectrum that was heated at 600°C
for 8 hours was similar with the new silica gel spectrum. The purity product percentage
(curcumin as external standard method) using new silica gel as the stationary phase (with
ethanol and also acetone eluent) with regenerated silica gel (600°C for 8 hours) statictically
(t-test, P=0.05) were same. Therefore, we can conclude that silica gel that had been used on
purification process can be reuse (regenerated) and has the same potential with new silica
gel as the stationary phase on vacuum column chromatography.
Keywords: Curcuma xanthorrizha, Curcumin, Regeneration of Silica Gel, Silica Gel,
Temulawak, Vacuum Column Chromatography
1199C15IV | 547 MAD p | Perpustakaan FSM Undip (Referensi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain