Text
Pengaruh jenis Pelarut Terhadap Aktivitas Antioksidan, Kadar Fenolik, dan Flavonoid Total Daun Beluntas (Pluchea indica)
RINGKASAN
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat mencegah, memperlambat
dan menghentikan reaksi radikal didalam tubuh. Antioksidan alami dalam
tumbuhan telah banyak diteliti, karena lebih aman dan tidak menimbulkan efek
samping pada kesehatan dibandingkan dengan antioksidan sintetik. Salah satu
tumbuhan yang memiliki potensi sebagai antioksidan adalah daun beluntas,
karena kandungan kimianya yaitu senyawa golongan fenolik dan flavonoid.
Proses ekstraksi menjadi faktor penting agar senyawa fenolik dan flavonoid pada
tumbuhan beluntas dapat dimanfaatkan. Salah satu faktor agar proses ekstraksi
efisien adalah penggunaan pelarut yang memiliki kepolaran yang sesuai dengan
kepolaran senyawa yang akan diekstrak. Pada penelitian ini bertujuan untuk
menentukan pengaruh variasi jenis pelarut terhadap kadar fenolik, flavonoid total,
dan aktivitas antioksidan ekstrak daun beluntas, serta menentukan korelasi antara
ketiga parameter tersebut.
Simplisia daun beluntas yang diperoleh dari Semarang Timur dimaserasi
menggunakan tiga pelarut yaitu etanol, aseton, dan etil asetat. Selanjutnya ekstrak
kental yang diperoleh dianalisis kadar fenoliknya menggunakan metode Folin
Ciocalteu, flavonoid total menggunakan metode AlCl3, dan aktivitas antioksidan
dengan uji penangkapan radikal DPPH. Selanjutnya kadar fenolik dan flavonoid
total ekstrak daun beluntas dianalisis korelasinya dengan aktivitas antioksidan.
Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa rendemen ekstrak tertinggi
terdapat pada ekstrak etanol daun beluntas sebesar 11,15%, selanjutnya ekstrak
aseton (7,95%), dan ekstrak etil asetat (3,63%). Pada uji fitokimia, ekstrak etanol,
ekstrak aseton, dan ekstrak etil asetat mengandung senyawa golongan flavonoid,
tanin, kuinon, steroid, dan saponin. Kadar fenolik ekstrak etanol, ekstrak aseton,
dan ekstrak etil asetat daun beluntas masing-masing sebesar 106,22; 155,33; 43
mg asam galat ekuivalen/ g ekstrak . Kadar flavonoid ekstrak etanol, ekstrak
aseton, dan ekstrak etil asetat daun beluntas masing-masing sebesar 41,23; 63,46;
18,75 mg kuersetin ekuivalen/ g ekstrak. Nilai IC50 ekstrak etanol, ekstrak aseton,
dan ekstrak etil asetat daun beluntas masing-masing 485,14; 604,96; dan 793, 68
mg/L. Hubungan antara kadar fenolik dengan flavonoid total ekstrak daun
beluntas memiliki nilai korelasi r: 0,9976. Hubungan antara kadar fenolik ekstrak
daun beluntas dengan aktivitas antioksidan memiliki nilai korelasi r: 0,6626.
Hubungan antara flavonoid total ekstrak daun beluntas dengan aktivitas
antioksidan memiliki nilai korelasi r: 0,6092. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa kadar fenolik dan flavonoid total tertinggi terdapat pada
ekstrak aseton daun beluntas, sedangkan aktivitas antioksidan yang tertinggi
terdapat pada ekstrak etanol daun beluntas. Kadar fenolik daun beluntas memiliki
korelasi linier yang kuat dengan flavonoid total, tetapi kadar fenolik dan flavonoid
total daun beluntas memiliki korelasi linier yang lemah dengan aktivitas
antioksidan.
SUMMARY
Antioxidants are molecules that inhibit, delay, or quech free radical
reaction in our body. Synthetic antioxidants use is increasingly restricted, due to
their potential health risks and toxicity. Hence, scientists are searching for
naturally antioxidants. A plant that has potential as a natural antioxidant is
beluntas leaves, these bioactive compounds of plant are phenolic and flavonoids.
Extraction is one of important factor to extract flavonoids and phenolic
compounds. The extraction technique dependent on the nature of extracting
solvent. The present study was aimed to determine the effect of different
extracting solvents on total phenolic, flavonoid content, and antioxidant
acitivities of beluntas leaves extract and their correlation to other parameter.
Beluntas leaves from East Semarang macerated using ethanol, acetone and
ethyl acetate. Beluntas leaves extracts were subjected for the measurement of
total phenolic was determined using folin-ciocalteu method, while flavonoid
content was determined using aluminum chloride method and antioxidant activity
was determined using DPPH free radical scavenging. Beluntas leaves extracts was
analyzed correlation between total phenolic, flavonoid content, and antioxidant
activity.
The result reported that ethanol gave the highest yield of beluntas leaves
(11.15%) compared to acetone (7.95%) and ethyl acetate (3.63%). The results
showed that major phytochemical in beluntas was flavonoid, tannins, quinones,
steroids, and saponins extracted by etanol, aseton, dan ethyl acetate. Total
phenolic of ethanol extract, acetone extract, and ethyl acetate extract respectively
was 106,22; 155,33; and 43 mg gallic acid equivalent/g extract. Flavonoid content
of ethanol extract, acetone extract, and ethyl acetate extract respectively was
41,23; 63,46; and 18,75 mg quercetin equivalent/ g extract. IC50 of ethanol extract,
acetone extract, and ethyl acetate extract respectively was 485,14; 604,96; and
793, 68 mg/L. The correlation between phenolic content and flavonoid content
was r: 0,9976. The correlation between phenolic content and antioxidant activity
was r: 0, 6626. The correlation between flavonoid content and antioxidant activity
was r: 0,6092. In this study found that the highest level of total phenolic and
flavonoid content was found in acetone extract, while ethanol extract gives the
highest antioxidant activity. A strong linear correlation of total phenolic with
flavonoid content. However, this trend did not result into a strong linear
correlation between total phenolic and flavonoid contents with antioxidant
activity.
1201C15IV | 547 MUS p | Perpustakaan FSM Undip (Referensi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain