Text
Histopatologi Paru-Paru Tikus Putih (Rattus norvegicus b.) Galur Wistar Setelah Paparan Asap Rokok Putih
Rokok adalah olahan tembakau yang dikonsumsi dengan cara dibakar salah satu
ujungnya dan dihisap pada ujung lainnya. Rokok putih merupakan salah satu jenis
rokok yang menggunakan bahan tembakau asli tanpa campuran bahan lain,
sehingga menimbulkan aroma yang khas dan memiliki konsentrasi nikotin yang
lebih rendah. Kebiasaan merokok dapat meningkatkan resiko gangguan pernafasan
yang dipicu dari paparan asap rokok yang berkelanjutan. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisis pengaruh paparan asap rokok putih yang ditandai
dengan perubahan gambaran normal pada histopatologi paru-paru dari tikus putih.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 24 ekor tikus putih
jantan bobot 250-300 gram yang dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan dan 6
ulangan, yaitu P0 (kontrol), P1 (paparan asap rokok 1 batang/hari), P2 (paparan
asap rokok 2 batang/hari), dan P3 (paparan asap rokok 3 batang/hari). Parameter
yang diukur dalam penelitian ini adalah diameter bronkiolus, diameter bronkus, dan
bobot organ sebagai data parametrik, dan skor kerusakan organ paru-paru sebagai
data non-parametrik. Data parametrik hasil penelitian dianalisis dengan uji
ANOVA dan dilanjutkan dengan uji DMRT dengan signifikansi 5%. Data nonparametrik hasil penelitian dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis dan dilanjutkan
dengan uji Dunn dengan signifikansi 5%. Hasil analisis menunjukkan bahwa
pemberian perlakuan berpengaruh signifikan terhadap skor kerusakan organ, akan
tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap diameter bronkiolus, bronkus, dan
bobot organ. Kesimpulan dari penelitian ini adalah paparan asap rokok putih dapat
menyebabkan kerusakan terhadap organ paru-paru dan penyempitan diameter
saluran pernafasan yang termasuk dalam perubahan biometri organ paru-paru.
Kata Kunci: rokok putih, tikus putih, paru-paru, histopatologi
1825 B 2024 | 1825 B 2024 | Perpustakaan FSM Undip | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain