Text
Analisis Kondisi Atmosfer Terhadap Curah Hujan Tinggi di Sentani (Studi Kasus Banjir Sentani 16 Maret 2019)
Curah hujan merupakan salah satu faktor yang digunakan dalam studi
klimatologi dan merujuk pada intensitas air hujan yang jatuh di suatu wilayah
dalam jangka waktu tertentu. Intensitas curah hujan yang tinggi dapat menjadi
pemicu bencana hidrometeorologi seperti banjir. Pada tanggal 16 Maret 2019,
telah terjadi banjir bandang yang salah satu penyebabnya adalah hujan yang
sangat lebat dengan intensitas sebesar 138,12 mm/hari di Distrik Sentani, Papua.
Hal ini mengakibatkan kerugian besar baik secara moril dan materiil bagi warga
sekitar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penyebab terjadinya curah
hujan yang tinggi di wilayah Sentani dengan melakukan analisis terhadap kondisi
iklim global, kondisi udara permukaan, dan menganalisis karakteristik curah hujan
baik secara temporal maupun spasial. Analisis kejadian dilakukan dengan
mengumpulkan data curah hujan dari satelit Global Precipitation Measurement
(GPM), data pendukung lainnya dari Bureau of Meteorology (BOM) Australia dan
data iklim satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA)
yang diolah menggunakan software Grid Analysis and Display System (GrADS)
kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan parameter
iklim global seperti OLR, MJO, suhu permukaan laut, dan kondisi udara
permukaan secara umum memengaruhi kondisi cuaca di Sentani karena
berkontribusi dalam pertumbuhan awan konvektif penyebab hujan. Adapun
intensitas curah hujan Sentani pada hari kejadian banjir bandang Sentani sebesar
138,12 mm/hari dan termasuk dalam kategori hujan yang sangat lebat.
Kata Kunci: Curah hujan, hujan lebat, banjir bandang Sentani
1814D2023 | 1814 D 2023 | Perpustakaan FSM Undip | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain