Text
Pengaruh Frekuensi Penyiraman Biostimulan terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Terong (Solanum melongena L.) varietas Mustang F1
Budidaya tanaman terong belum optimal, sehingga menganggu pemasokan terong
di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah ketersediaan unsur hara. Upaya yang
dapat dilakukan adalah dengan pemberian biostimulan yang mmampu
meningkatkan efisiensi penyerapan nutrisi pada tanaman. Tujuan penelitian untuk
mengkaji pemberian bisotimulan dan frekuensi penyiraman biostimulan terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman terong. Penelitian menggunakan Rancangan
Acak Lengkap faktor tunggal dengan tiga perlakuan yaitu frekuensi penyiraman
biostimulan satu minggu sekali (B1), dua minggu sekali (B2), tiga minggu sekali
(B3), dan kontrol atau tanpa penyiraman biostimulan (B0). Penelitian ini
dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Sains dan Matematika, Universitas
Diponegoro, tanaman ditanam pada polybag 40x40 cm dan pemberian
biostimulan dilakukan dengan menyiram larutan sebanyak 575 mL (11,5
biostimulan + 563,5 air sumur) per tanaman. Parameter yang diamati yaitu tinggi
tanaman, jumlah daun, panjang akar, jumlah bunga, jumlah buah, berat basah
buah. Data dianalisis dengan ANOVA dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple
Range Test (DMRT). Penelitian menunjukkan bahwa pemberian biostimulan
berpengaruh terhadap pertumbuhan terong. Perlakuan B2 menghasilkan tinggi
tanaman terbaik mencapai 59,42 cm, jumlah daun tertinggi 10,8 helai, panjang
akar tertinggi 31,82 cm, jumlah bunga 1,8 buah dan jumlah buah 1 buah.
Perlakuan B0 menghasilkan berat basah buah tertinggi 49,51 g. Pemberian
frekuensi penyiraman biostimulan dua minggu sekali mampu meningkatkan
pertumbuhan tanaman terong, tetapi belum mampu meningkatkan produksi
tanaman terong.
Kata kunci : Solanum melongena, pertumbuhan, biostimulan, kitosan
1807B2023 | 1807 B 2023 | Perpustakaan FSM Undip | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain