Text
Spasio-Temporal Fitoplankton dan Kualitas Perairan pada Ekosistem Mangrove di Dusun Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak
Perairan Bedono merupakan kawasan pesisir yang terdapat banyak hutan
mangrove. Hutan mangrove memiliki banyak fungsi sebagai penunjang sosial
ekonomi, ekologis dan fisik. Namun ekosistem mangrove di Dusun Bedono
mengalami degradasi yang disebabkan oleh banjir rob, abrasi, dan aktivitas
antropogenik, hal ini dapat merusak keanekaragaman hayati di sekitar perairan
sehingga perlu dilakukan kegiatan biomonitoring. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dinamika fitoplankton dan kualitas fisikokimia perairan secara spasiotemporal di kawasan ekosistem mangrove Bedono sebagai upaya kegiatan
biomonitoring. Penelitian dilakukan pada bulan Juli hingga Desember 2022 pada lima
lokasi yaitu kawasan penangkapan ikan (B1), kawasan ekosistem mangrove (B2),
kawasan laut (B3), perbatasan laut dengan pesisir (B4) dan kawasan mangrove dekat
pemukiman (B5) yang ditentukan dengan metode purvosive sampling. Pengukuran
kualitas fisikokimia air secara in-situ menggunakan horiba water checker seperti suhu,
pH, dan dissolved oxygen (DO) dan secara ex-situ seperti nitrat, fosfat, amonia, BOD
dan COD yang dilakukan analisa di laborotorium. Identifikasi menggunakan
Sedgewick Rafter Counter Cell (SRC) yang kemudian diamati menggunakan
mikroskop dengan pembesaran 10 x 100. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan PAST versi 10.4. Sebanyak 105 spesies fitoplankton dijumpai di lokasi
penelitian yang terdiri dari divisi Bacillariophyta (41 genus), Chlorophyta (1 genus),
Cyanophyta (8 genus) dan Dinophyta (9 genus). Berdasarkan nilai kemelimpahan
fitoplankton, maka perairan Bedono memiliki tingkat kesuburan rendah (mesotrofik)
hingga tingkat kesuburan tinggi (eutrofik) yaitu pada bulan; Juli berkisar 115-5505
ind/L, Agustus berkisar 635-1470 ind/L, September berkisar 1945-24110 ind/L,
Oktober berkisar 430-5985 ind/L, November berkisar 85-13935 ind/L dan Desember
berkisar 110-6710 ind/L. Indeks keanekaragaman (H’) bulan Juli hingga Desember
memiliki nilai berkisar 1,07-2,92 (keanekaragaman jenis sedang) yang menandakan
kondisi ekosistem cukup stabil; indeks dominansi (D) bulan Juli hingga Desember
memiliki nilai berkisar 0,08–0,49 yang menandakan dominansi yang rendah hingga
sedang; dan keseragaman; dengan indeks keseragaman (e) memiliki nilai berkisar 0,2–
0,9 yang menandakan persebaran spesies tidak merata hingga merata. Serta stasiun
penelitian yang masih di kawasan sekitar laut seperti kawasan penangkapan ikan (B1),
kawasan ekosistem mangrove (B2), kawasan laut (B3), perbatasan laut dengan pesisir
(B4) memiliki dinamika fitoplankton yang cenderung lebih stabilkarena didukung oleh
lingkungan dengan parameter fisikokimia yang lebih stabil puladibandingkan kawasan
yang jauh dari laut seperti kawasan mangrove dekat pemukiman (B5). Pada bulan Juli
hingga September perairan ekosistem Bedonodengan kategori Polisaprobik (indeks
saprobik -3) yang menandakan terjadinya pencemaran berat oleh senyawa organik,
sedangkan pada bulan Oktober hingga Desember dengan kategori α-Mesosaprobik
(indeks -1) yang menandakan terjadinya pencemaran sedang oleh senyawa organik
maupun anorganik. Berdasarkan hasil perhitungan status mutu perairan dengan menggunakan Indeks Pencemaran padabulan
Juli hingga Desember berdasarkan baku mutu standar Wisata Bahari dengan nilai
berkisar 1,864 – 5,345 dan peruntukan Biota laut dengan nilai 1,859 – 5,319 yang
masing-masing menujukkan kategori memenuhi baku mutu hingga tercemar sedang.
Kata Kunci: Komunitas mangrove, Bedono Sayung Demak, Fitoplankton, Indeks
saprobik, Indeks pencemar
117S2BIO2023 | 117 S2BIO 2023 | Perpustakaan FSM Undip | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain