Text
Sintesis Membran Hollow Fiber Selulosa dan Selulosa Asetat Tercetak Urea sebagai Kandidat Membran Hemodialisis
Gagal ginjal kronis merupakan gangguan yang terjadi pada fungsi ginjal yang
progresif dan irreversible yang menyebabkan uremia jika tidak dilakukan
hemodialisis. Proses hemodialisis ini berkaitan dengan pembuangan partikel residu
metabolisme di ginjal buatan, yang merupakan membran semipermeabel berbentuk
hollow fiber dengan beberapa keunggulan, yaitu memiliki luas area spesifik yang
tinggi, kemungkinan pembilasan kembali (back flush), dan persyaratan praperawatan dan pemeliharaan yang lebih rendah. Pada penelitian ini dilakukan
pengontakan selulosa dan selulosa asetat dengan urea yang digunakan sebagai
senyawa pembawa dalam sintesis Molecularly Imprinted Membrane (MIM) dengan
polisulfon sebagai dasar membran dan PEG sebagai agen taut silang. Selulosa dan
selulosa asetat tanpa pengontakan yang digunakan untuk Sintesis Non-Imprinted
Membrane (NIM) sebagai pembanding. Hasil sintesis, dicetak menjadi membran
hollow fiber dan dilakukan karakterisasi menggunakan FTIR, SEM-EDX, uji tarik,
TGA, uji porositas, uji serapan air, hidrofilisitas, uji fluks, dan aplikasi transport
urea, kreatinin, vitamin B12, dan campuran diukur menggunakan spektrofotometer
UV-Vis. Hasil karakterisasi HFNIM dan HFMIM selulosa memiliki morfologi
finger-like, sedangkan HFNIM dan HFMIM selulosa asetat memiliki morfologi
sponge-like. Hasil uji kuat tarik, TGA, porositas, hidrofilisitas menunjukkan bahwa
adanya gugus asetat menurunkan kekuatan mekanik, namun menaikkan stabilitas
termal, porositas, serapan, hidrofilisitas, dan fluks dari kedua jenis membran.
Secara keseluruhan, HFMIM memiliki kekuatan mekanik dan stablilitas termal
lebih rendah daripada HFNIM, namun memiliki nilai porositas, serapan,
hidrofilisitas, dan fluks yang lebih tinggi daripada HFNIM. HFMIM selulosa asetat
memiliki hasil transpor urea yang lebih baik dibandingkan variasi lainnya.
Selektivitas HFMIM antara urea terhadap kreatinin dan vitamin B12 menunjukkan
nilai yang lebih tinggi dibandingkan selektivitas HFNIM. Selain itu, sifat
hdrofilisitas pada membran juga menentukan nilai selektivitas. Membran yang
memiliki nilai selektivitas paling baik adalah HFMIM selulosa asetat. Urutan
selektivitas HFMIM selulosa asetat dari yang paling baik adalah urea > kreatinin >
vitamin B12.
Kata kunci: selulosa, selulosa asetat, imprinted, membran hollow fiber,
hemodialisis
2094C2023 | 2094 C 2023 | Perpustakaan FSM Undip | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain