Text
Identifikasi Bidang Gelincir Area Longsor Ngasinan Kelurahan Srondol Kulon Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas 2D dengan Konfigurasi Dipole-Dipole
Kota Semarang mempunyai riwayat terjadinya bencana longsor.
Daerah Ngasinan, Kelurahan Srondol Kulon merupakan salah satu daerah di Kota
Semarang yang telah terjadi longsor. Bencana terjadi pada bulan Juni dan Oktober
di area yang sama. Bencana longsor biasa terjadi akibat adanya bidang gelincir di
lapisan bawah permukaannya. Berdasarkan nilai resistivitas pada batuan bawah
permukaan dapat digunakan untuk mendapatkan hasil dari tujuan yaitu
mengidentifikasi bidang gelincir pada area Ngasinan. Penggunaan geolistrik
resistivitas dinilai efektif untuk identifikasi lapisan-lapisan bawah permukaan
sehingga dapat mengetahui bidang gelincir pada area kejadian longsor dan potensi
pergerakan tanah di sekitar area kejadian longsor. Metode geolistrik resistivitas
dengan konfigurasi dipole-dipole pada penelitian ini menggunakan 9 lintasan
akuisisi, 5 lintasan di area kejadian longsor dan 4 lintasan di area yang belum terjadi
longsor. Menggunakan alat Naniura NRD 22S, data akuisisi didapatkan dan diolah
menggunakan software Res2Dinv, Surfer, dan Sketchup sehingga menghasilkan
bahwa terdapat 2 lapisan penyusun di area longsor Ngasinan yaitu tanah lempung
dan batu pasir dengan rentang resistivitas 0,483-484 Ωm. Pada area kejadian
longsor, lempung yang diindikasikan sebagai bidang gelincir didapatkan pada
resistivitas 1,20-8,43 Ωm serta material longsoran berupa batu pasir didapatkan
pada resistivitas 6,7-484 Ωm. Material batu pasir tersebut tergelincir ke arah utara.
Pada area sekitar yang belum terjadi longsor juga terdapat lempung, didapatkan
pada resistivitas 0,483-7,9 Ωm dan berpotensi sebagai bidang gelincir serta dapat
menyebabkan gerakan tanah di area tersebut.
Kata kunci: Longsor, resistivitas, mitigasi, bidang gelincir, lempung.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain