Text
Biosorpsi Kristal Violet Menggunakan Biosorben Kulit Singkong yang Difermentasi dengan Rhizopus oligosporus
Zat warna adalah salah satu bahan yang sering digunakan pada industri
tekstil. Salah satu limbah tekstil zat warna yang dihasilkan cukup besar di Indonesia
adalah kristal violet. Kristal violet sangat berbahaya bagi kesehatan karena bersifat
toksik, mutagenik dan karsinogenik. Berbagai metode telah dikembangkan untuk
menanggulangi permasalahan tersebut seperti flokulasi, koagulasi, reverse osmosis
dan biosorpsi. Biosorpsi menggunakan biomassa limbah pertanian maupun dari
mikroba terutama jamur sudah banyak dilaporkan. Sehingga dilakukan peningkatan
kapasitas biosorpsi dengan menggabungkan dua jenis biomassa dari limbah
pertanian dan jamur dengan metode Solid State Fermentation (SSF). Penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh produk fermentasi kulit singkong dengan
menggunakan Rhizopus oligosporus, memperoleh kondisi optimum untuk biosorpsi
meliputi konsentrasi biosorben, pH dan waktu kontak, dan mengetahui model
isoterm adsorpsi yang sesuai melalui pengujian model isoterm Langmuir dan model
isoterm Freundlich. Hasil yang diperoleh kondisi optimum biosorpsi untuk
biosorben non-fermentasi yaitu pada konsentrasi adsorben 0,1 gram, pH 7 dan
waktu kontak 120 menit. Untuk biosorben fermentasi yaitu pada konsentrasi
adsorben 0,1 gram, pH 7 dan waktu kontak 60 menit. Telah diketahui isoterm
adsorpsi yang sesuai untuk biosorben non-fermentasi dan fermentasi yaitu
menggunakan model isoterm Freundlich dengan nilai koefisien regresi (R2
)
berturut-turut 0,9392 dan 0,9621.
Kata kunci : Kristal violet, Limbah kulit singkong, Rhizopus oligosporus, Biosorpsi
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain