Text
Respon Eksplan Batang Kentang (Solanum tuberosum L.) terhadap Perlakuan Konsentrasi Thidiazuron (TDZ) pada Media MS secara In Vitro
ABSTRAK
Jefri Saputro. 24020116130071. Respon Eksplan Batang Kentang (Solanum
tuberosum L.) terhadap Perlakuan Konsentrasi Thidiazuron (TDZ) pada Media
MS secara In Vitro. Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan,
Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro,
Semarang, dibawah bimbingan Dr. Nintya Setiari, M.Si dan Dr. Yulita Nurchayati,
M.Si.
Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas yang berpotensi
dalam diversifikasi pangan dan menjadi prioritas pengembangan penelitian, sehingga
metode kultur jaringan perlu dilakukan. Thidiazuron (TDZ) merupakan salah satu zat
pengatur tumbuh yang digunakan untuk induksi embriogenesis somatik dan
multiplikasi tunas yang menjamin keberhasilan mikropropagasi. Penelitian ini
bertujuan untuk mempelajari dan menganalisis jenis eksplan dan penggunaan
konsentrasi TDZ berbeda untuk induksi embrio somatik dan respon pertumbuhan
eksplan. Metode yang digunakan adalah induksi embriogenesis somatik. Eksplan
batang tanpa tunas (B0) dan bertunas (B1) dipotong melintang dan diinisiasi dalam
media MS dengan TDZ (0; 4,5; 6; 7,5 ppm). Perkembangan diamati setiap minggu
selama 2 bulan. Parameter penelitian yang diteliti yaitu panjang dan lebar kalus;
jumlah, panjang dan kemunculan akar; jumlah, panjang, tebal dan kemunculan tunas;
serta jumlah daun. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan faktorial 4x2 dengan 6 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kombinasi dua jenis perlakuan belum mampu membentuk embrio somatik, tetapi
membentuk kalus embriogenik di semua perlakuan kecuali B0T0 dan B1T0.
Perlakuan konsentrasi TDZ berpengaruh nyata pada semua parameter yang diamati,
sedangkan jenis eksplan berpengaruh nyata pada semua parameter kecuali panjang
dan lebar kalus. Uji ANOVA menunjukkan bahwa kedua jenis perlakuan memiliki
interaksi terhadap terhadap tebal tunas, kemunculan tunas, jumlah daun, panjang akar
dan kemunculan akar. B1T4,5 merupakan perlakuan terbaik untuk panjang
(3879,5µm) dan lebar kalus (2624,33 µm); jumlah(7,83), tebal (1698,33 µm),
kemunculan tunas (1,83 hari); dan jumlah daun (38,33). Peningkatan konsentrasi
TDZ memberikan peluang yang tinggi dalam pembentukan embrio somatik.
Kata Kunci: Solanum tuberosum, TDZ, jenis eksplan, embriogenesis somatik, kalus
embriogenik
ABSTRACT
Jefri Saputro. 24020116130071. Response of Potato Stem Explants (Solanum
tuberosum L.) to Thidiazuron (TDZ) Concentration Treatment in MS Media
In Vitro. Plant Structure and Function Biology Laboratory, Department of
Biology, Faculty of Science and Mathematics, Diponegoro University, Semarang,
under the guidance of Dr. Nintya Setiari, M.Si dan Dr. Yulita Nurchayati, M.Si.
Potatoes (Solanum tuberosum L.) are potential commodities in food
diversification and priority for research development, so tissue culture methods is
needed. Thidiazuron (TDZ) is one of the growth regulators used for induction of
somatic embryogenesis and shoot multiplication that guarantees micropropagation
success. This study aims to study and analyze the types of explants and the use of
different TDZ concentrations for somatic embryo induction and explant growth
response. The method used is induction of somatic embryogenesis. Stem explants
without buds (B0) and buds (B1) are cut transversely and initiated in MS media with
TDZ (0; 4,5; 6; 7.5 ppm). Development is observed every week for 2 months. The
research parameters studied were callus length and width; number, length and
emergence of roots; number, length, thickness and emergence of shoots; and number
of leaves. This research uses Completely Randomized Design (CRD) with 4x2
factorial with 6 replications. The results showed that the combination of two types of
treatment had not been able to form a somatic embryo, but formed an embryogenic
callus in all treatments except B0T0 and B1T0. The treatment of TDZ concentration
significantly affected all parameters observed, while the type of explants significantly
affected all parameters except the length and width of the callus. ANOVA test
showed that two types of treatments had interactions with thickness of the shoot,
shoots emergence, number of leaves, root length and root emergence. B1T4,5 is the
best treatment for length (3879.5 µm) and callus width (2624.33 µm); number (7.83),
thickness (1698.33 µm), shoot emergence (1.83 days); and number of leaves (38,33).
An increase in TDZ concentration provides a high opportunity for somatic
embryogenesis.
Keywords: Solanum tuberosum, TDZ, type of explant, somatic embryogenesis,
embryogenic callus
1418B20III | 1418 B 20iii | Perpustakaan FSM Undip (Referensi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain