Text
Aktivitas Antimikroba Ekstrak Metanol Miselia Jamur Endofit dari Daun Purwoceng (Pimpinella alpina Molk)
ABSTRAK
Nama : Umi Rahmawati
NIM : 24030116120034
Judul : Aktivitas Antimikroba Ekstrak Metanol Miselia Jamur Endofit dari Daun
Purwoceng (Pimpinella alpina Molk)
Purwoceng merupakan tanaman obat asli Indonesia yang tumbuh secara
endemik didaerah dataran tinggi seperti dataran tinggi Dieng di Wonosobo, Gunung
Pangrango di Jawa Barat, dan Gunung Lawu di Jawa Tengah. Purwoceng
dilaporkan mengandung senyawa metabolit sekunder yang memiliki beberapa
khasiat salah satunya sebagai antimikroba. Antimikroba saat ini sangat dibutuhkan
untuk mengatasi resisten antibiotik yang semakin meningkat. Isolasi metabolit
sekunder dari tanaman langsung membutuhkan bahan baku tanaman dan pelarut
dalam jumlah yang cukup banyak, sehingga kurang efisien. Pengembangan
mikroba endofit yang diisolasi dari tanaman kemudian dibiakkan dan menjadi salah
satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut, karena salah satu sumber metabolit
sekunder bisa berasal dari mikroba endofit. Isolasi dibagian mikroba endofit
memiliki banyak keuntungan salah satunya yaitu dapat menghasilkan metabolit
sekunder dalam jumlah yang cukup banyak dengan bahan baku tanaman yang
jumlahnya relatif lebih sedikit. Eksplorasi mikroba endofit dari Purwoceng yang
telah dilakukan masih terbatas pada bakteri endofit dan jamur endofit bagian
filtratnya saja dan belum dilakukan studi yang terfokus pada ekstrak miselia jamur
endofit terkait aktivitasnya sebagai antimikroba.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi aktivitas
antimikroba ekstrak metanol dari kelima miselia jamur endofit daun Purwoceng.
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu, pembuatan starter jamur,
pengamatan profil pertumbuhan jamur endofit pada media cair, produksi metabolit
sekunder dari miselia jamur, setelah itu dilakukan ekstraksi miselia jamur dengan
metanol. Tahap selanjutnya pembuatan larutan metabolit sekunder dari ekstrak
miselia jamur yang telah didapatkan. Larutan ekstrak miselia jamur kemudian
dilakukan penapisan fitokimia dan uji aktivitas antimikroba dengan metode difusi
cakram dan turbidimetri terhadap bakteri (Escherichia coli, Salmonella typhi,
Bacillus subtilis, dan Staphylococcus aureus) dan khamir (Candida albicans InaCC
Y1571) serta penentuan nilai KHM (Konsentrasi Hambat Minimum) dan KBM
(Konsentrasi Bunuh Minimum) terhadap ekstrak miselia jamur endofit C dan D.
Hasil penelitian yang diperoleh yaitu, didapatkan rendemen ekstrak miselia
jamur endofit A, B, C, D, dan E berturut – turut sebesar 23,2%; 55,97%; 67,85%;
23,3%; dan 65,24%; kemudian dari tahap penapisan fitokimia menunjukkan bahwa
ekstrak miselia jamur endofit A mengandung senyawa golongan alkaloid dan
saponin, ekstrak miselia jamur endofit B, C, dan D mengandung senyawa golongan
saponin, serta untuk ekstrak miselia jamur endofit E mengandung senyawa
golongan fenol. Hasil penapisan aktivitas antimikroba memperlihatkan bahwa
ekstrak miselia jamur endofit C memiliki aktivitas antibakteri paling tinggi dan
ekstrak miselia jamur endofit D yang memiliki aktivitas antijamur paling kuat.
Kata Kunci: Purwoceng, Ekstrak Miselia Jamur Endofit, Fermentasi, Antimikroba
ABSTRACT
Nama : Umi Rahmawati
NIM : 24030116120034
Judul : Antimicrobial Activity of the Endophytic Fungi Mycelia Methanol Extract from
Purwoceng Leaves (Pimpinella alpina Molk)
Purwoceng is a medicinal plant native to Indonesia that grows endemic to
highland areas such as the Dieng plateau in Wonosobo, Mount Pangrango in West Java,
and Mount Lawu in Central Java. Purwoceng is reported to contain secondary metabolites
which have several properties, one of which is as an antimicrobial. Antimicrobials are
urgently needed to overcome increasing antibiotic resistance. Isolation of secondary
metabolites from plants directly requires plant raw materials and solvents in sufficient
quantities, making it less efficient. The development of endophytic microbes isolated
from plants is then cultured and becomes one of the solutions to overcome these problems,
because one source of secondary metabolites can come from endophytic microbes.
Isolation in endophytic microbes has many advantages, one of which is that it can produce
secondary metabolites in sufficient quantities with relatively fewer plant raw materials.
Endophytic microbial explorations from Purwoceng that have been conducted are still
limited to endophytic bacteria and endophytic fungi in the filtrate section and studies have
not been conducted focused on endophytic fungus mycelia extracts related to
antimicrobial activity.
The purpose of this study was to obtain information on the antimicrobial activity
of methanol extracts from the five endophytic fungus mycelia. This research was carried
out in several stages, namely, making a starter, observing the endophytic fungus growth
profile in liquid media, the production of secondary metabolites from fungus mycelia,
after which the mycelia was extracted with methanol. The next step is making a solution
of secondary metabolites from fungus mycelia extracts that have been obtained. Fungus
mycelia extract solution was then subjected to phytochemical screening and antimicrobial
activity testing using disc diffusion and turbidimetric methods for bacteria (Escherichia
coli, Salmonella typhi, Bacillus subtilis, and Staphylococcus aureus) and yeast (Candida
albicans InaCC Y1571) and determination of MIC (Minimum Inhibitory Concentration)
and MBC (Minimum Bactericidal Concentration) values for extracts endophytic fungus
mycelia. The results obtained are, namely, the yield of endophytic fungus mycelia extracts
A, B, C, D, and E respectively by 23.2%; 55.97%; 67.85%; 23.3%; and 65.24%; then
from phytochemical screening stage showed that endophytic A fungus mycelia extract
contained alkaloid and saponin compounds, endophytic fungus mycelia extract B, C, and
D contained saponin group compound, and for endophytic E fungus mycelia extract
contained phenol group compound. The results of screening of antimicrobial activity
showed that endophytic C fungus mycelia extract had the highest antibacterial activity
and D endophytic fungus mycelia extract which had the strongest antifungal activity.
Keyword: Purwoceng, Myselia Ekstract Of Endophytic Fungi, Fermentation,
Antimicrobial
1723C20III | 1723 C 20iii | Perpustakaan FSM Undip (Referensi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain